Menurut gue, dokter adalah orang yang paling di
percaya oleh semua orang. Begitu ada masalah, mereka akan datang ke dokter,
mendengarkan apa yang dokter tersebut bilang, dan melakukannya step by step.
Mungkin ini ngebuat orang jadi bertanya-tanya: ya
udah, kenapa kamu gak jadi dokter aja, Har? Well, gue selalu kepengen jadi
dokter, tapi ada dua hal yang menghalangi niat gue jadi dokter:
Satu, gue gak suka belajar lama-lama untuk jadi
dokter
Dua, otak gue gak mampu.
Gue merupakan salah satu cowok yang terkena
hypochondria, yaitu ketakutan abnormal seseorang atas kesehatan diri sendiri.
Terutama dengan adanya ketakutan gak beralasan bahwa dirinya punya penyakit
serius.
Terkadang gue khawatir aja, akan adanya sesuatu yang
mengganjal di tubuh gue. Kayaknya misalkan gue kena batu ginjal, atau gue
menderita kanker atau sebagainya. Padahal kondisi tubuh gue biasa-biasa saja.
Terlalu berlebihan.
Siang hari, gue lagi berada di sebuah hotel di
Medan, yaitu Grand Aston. Waktu itu, gue menghadiri resepsi pernikahan saudara
gue dan waktu itu juga gue sudah selesai UN SD. Nyokap memanggil gue dan
menyuruh gue untuk mengganti baju karena acara utamanya akan segera di mulai.
Gue membawa baju gue dan menggantinya di kamar mandi hotel. Saat gue di kamar
mandi, gue membuka baju gue dan gue lihat ke cermin; ada sesuatu yang
mengganjal di perut gue.
Gue perhatikan baik-baik dan melihat dengan jelas,
kenapa perut gue bisa menjadi bulat begini. “Perasaan gue gak makan banyak,
paling cuma makan manusia yang kemarin gue temui di belakang rumah” (oke gue
bukan kanibal, tolong jangan berprasangka buruk).
Akhir-akhir ini, gue gak pernah makan banyak, hanya
makan secukupnya saja, kenapa tiba-tiba perut gue jadi gembung gini. Gue sampai
meraba-raba perut gue dan melihat gaya rabaan perut gue dan gue samakan dengan
rabaan perut ibu hamil. “Gak mungkin, gak mungkin gue hamil. Gue cowok, gak
mungkin” pikir gue. Kalau gue hamil, siapa coba yang hamilin gue? Tetangga
sebelah? Chris Evans? Nicholas Saputra? Ini kenapa malah bawa-bawa aktor film
segala sih!?.
Gue mikir-mikir kembali kenapa perut gue bisa
seperti ini, atau jangan-jangan perut gue berisi bom?? Gak mungkin, gak mungkin
berisi bom, sejak kapan Osama Bin Laden silahturahmi ke rumah gue?.
Malamnya, acara pernikahan dimulai dan gue masih
memikirkan sesuatu yang mengganjal di perut gue. Gue gak berani bertanya ke
Nyokap karena takut akan terjadi masalah buruk. Gue pun akhirnya tidak
memikirkan hal tersebut. Selama acara berlangsung, gue hanya makan, minum, ke toilet,
dan pulang.
Sesampai dirumah, gue tanpa sadar meraba kembali
perut gue dan ternyata sudah tidak ada lagi ganjalan tersebut. Gue pun lega dan
berkata dengan diri gue, “Gue kayak aborsi aja” tiba-tiba Nyokap gue berteriak “APA,
KAMU ABORSI!?”. Masalah baru datang lagi
No comments:
Post a Comment