Sunday, December 24, 2017

About Korea

Korea adalah sebuah negara yang terdiri dari Korea Selatan dan Korea Utara. Korea Selatan dipenuhi dengan Drama Korea dan K-pop. Sedangkan Korea Utara itu dipenuhi dengan nuklir. Jadi kalau mereka berkolaborasi maka akan menghasilkan kembang api untuk malam tahun baru 2018, gila cerdas banget gue. Kali ini, gue akan membahas pengalaman gue merasakan seperti apa K-Pop dan Drama Korea itu dan kenapa banyak sekali diskriminasi untuk para pengemar-pengemar K-Pop dan Drama  Korea di Indonesia. Mari kita bedah satu per-satu.
K-Pop adalah sejenis musik aliran pop asal Korea Selatan karena gak mungkin asal Korea Utara. Kita gak pernah lihat Kim Jong Un ngedance ala-ala penyanyi K-Pop gitu, tapi lucu juga ya kalau dipikir-pikir. By the way, kalimat sebelumnya hanya sebuah candaan. Gue belum siap untuk di rudal.
Tetapi gue masih bingung dengan adanya K-Pop yang masuk mencuci otak para cewek-cewek di Indonesia. Kenapa banyak sekali kaum lelaki yang sebegitu bencinya dengan K-Pop. Apakah mungkin Awkarin pernah membuat cover lagu K-Pop dengan SNSD? Atau bahkan Younglex pernah berkolaborasi dengan BTS sehingga akhirnya membuat K-Pop begitu dibenci oleh kaum lelaki di Indonesia?
Padahal menurut gue, K-Pop itu sebenarnya enak untuk di dengar. Mungkin para lelaki di Indonesia berpikir bahwa K-Pop adalah sebuah penyesatan. Mungkin karena mereka iri kepada cewek-cewek yang tergila-gila dengan kegantengan personilnya. Mungkin juga karena gue yang tergila-gila dengan personilnya, iya personil boyband nya (bercanda). Itulah mengapa banyak cowok-cowok yang jomblo karena mereka tidak bisa mendapat hati perempuan yang mereka suka. Dikarenakan banyak cewek-cewek yang tergila-gila dengan personil cowok K-Pop dan ngebet pengen nikah dengan personilnya. Lantas kenapa? Apakah cowok Indonesia kurang ganteng? Akhirnya gue riset dan cari tahu. Sebenarnya cowok Indonesia bukan kurang ganteng. Cowok Indonesia hanya kekurangan limbah plastik aja. Maka dari itu, disarankan untuk tidak membuang kresek dengan sembarangan agar muka cowok-cowok Indonesia bisa ganteng kembali.
By the way, kembali ke topik. Kenapa menurut gue lagu-lagu K-Pop itu bagus? Karena selain iramanya yang baik, juga bermanfaat untuk olahraga. Waktu gue SMP, gue sering memutar lagu Super Junior. Waktu itu lagunya yang paling terkenal berjudul Mr. Simple. Gue gak tahu kenapa mereka memilih judul seperti atau mungkin mereka ingin menyampaikan pesan bahwa hidup itu gak perlu yang berat-berat, simple-simple saja layaknya Super Junior. Keren gak tuh? Sejak SMP itulah, timbul diskriminasi yang gue alami, gak jadi keren.
Tiap malam gue dengar lagunya. Kadang gue iseng-iseng buka video clip nya lewat Youtube. Sambil lihat video clipnya gue pandangi juga personilnya. Tiba-tiba Nyokap masuk kamar syok, “Astagfirullah, anak kita homo.” Terus kenapa gue bilang bermanfaat untuk olahraga? Karena ketika gue nonton video clipnya, kadang-kadang gue suka ngikutin dance mereka. Gak peduli benar atau gak yang penting dance. Sangking bersemangat dance nya, akhirnya dengkul gue kejedot kaki kasur. Gue bahkan menyimpan lagu-lagu Super Junior di ponselnya Bokap karena waktu itu ponsel gue masih Nokia yang fungsinya cuma bisa nelpon dan SMS. Saat itulah, Bokap jadi sering memutar lagu Super Junior. Gue merasa durhaka.
Dari Super Junior gue beralih mendengar lagu Neymar Junior, eh maksudnya ke SNSD. Sebelum kita membicarakan SNSD, gue mau member tahu sebuah fakta bahwa SNSD itu sebenarnya berasal dari Indonesia. Dan mereka sangat perhatian terhadap pendidikan negara sampai-sampai mereka mendirikan sekolah yang hingga saat ini masih aktif, yaitu Sekolah Negeri Sekolah Dasar atau SNSD.
By the way, kembali ke topik. Gue pribadi juga suka lagu SNSD. Gue sudah lupa judul-judul lagunya, tetapi gue masih ingat gue hobi banget dengar lagu SNSD. Gue waktu itu ngefans dengan Yuri dan Yoona. Gue sebenarnya ngefans dengan Taeyeon juga. Cuma masalahnya gue sering salah sebut namanya sehingga menjadi Taiyeon jadi kesannya gue ngatain dia dan bisa-bisa gue melukai hatinya. Maka dari itu, gue berhenti ngefans dengannya soalnya dulu ketika gue suka mendengar lagunya SNSD, gue suka bersorak-sorak di TV kalau lagi ada SNSD tampil. “Yuriiii, Yoonaaaaa.” Kalau gue sorak-sorakin nama Taeyeon kan nanti jadinya gini, “Taiiiii, taiiii” jadinya gue terlihat sebagai fans yang buruk bagi dia. Makanya dari itu gue berhenti ngefans dari waktu itu. Maaf Taiyeon, eh kan salah sebut lagi.
Tidak hanya K-Pop saja, tetapi juga dramanya. Gue sama Nyokap adalah seorang penonton serial Drama Korea yang waktu itu sering-seringnya muncul di Indosiar. Waktu itu, gue suka-sukanya nonton drama Korea berjudul Dong Yi (gue baru search di Google soalnya sudah lupa). Setiap hari, jam 12 siang gue selalu menunggu Drama korea ini tayang di Indosiar. Entah kenapa Drama Korea ini seperti sebuah tontonan yang membuat gue candu. Karena bukan hanya cerita yang menarik, tetapi gue juga lagi benci-bencinya dengan pemeran selir ke-2 di Drama Korea tersebut. Gila, gue masih bocah nonton begituan bisa benci sama pemeran antagonisnya. Pada saat gue nonto, gue seperti, “Cepetan matiiiii lo” atau “Raja bego, itu istri ke-2 lo jahat banget, masa lo gak peka-peka sih.” Kira-kira seperti itu dalam hati gue saat menonton drama nya.
Gue juga lupa-lupa sedikit, tetapi seingat gue pernah menonton Drama Korea berjudul Queen Seon Duk (gue baru lihat picture nya di Google dan baru ingat ada nonton). Gue pernah nonton Drama Korea berjudul Pasta. Di Indosiar, Drama Korea ini baru tayang seusai drama Korea Dong Yi kelar, gue masih ingat betul jam tayangnya itu jam 14.00 siang. Gila, sebegitu candunya gue dengan Drama Korea gue masih ingat. Ternyata seru juga ya nonton Drama Korea. Kita bisa berkomunikasi dengan layar secara langsung tanpa si pemeran berkata “Ini si kampret ribut amat dari tadi.”
Makanya tidak heran, sampai sekarang gue masih begitu familiar dengan K-Pop atau Drama Korea. Bukan berarti gue banci gara-gara nonton dan senang bisa ikut hal begituan, tetapi menurut gue tidak seharusnya K-Pop ataupun Drakor (Drama Korea) dijadikan sebagai unsur pembanding seperti “Ah, dia dengar K-Pop, banci pasti orangnya” atau “Lo suka drakor ya, cemen banget sih.”
Ketika kamu menyukai lagu barat, orang juga bisa membuat sebuah unsur pembanding juga. Seperti “Eh, lo suka dengar lagu Metalica ya? Gay banget sih” atau “lo suka dengar lagunya Selena Gomez ya? Ih, banci banget sih.” Jadi, kita sama-sama setarakan. Menurut gue, malah bagus kalau kita suka dengan K-Pop dan drakor nya. Karena selain menyenangkan, juga bisa memberi manfaat. Kamu bisa tahu tentang budaya orang Korea seperti apa. Kamu juga bisa tahu tentang bahasa-bahasa mereka. Sekarang saja, sudah banyak orang-orang yang mempraktikkan bahasa-bahasa Korea sehari-sehari, seperti sayonara atau arigatou, eh itu Jepang kali ya. Maksud gue, seperti annyeong, monyong, kamsahamnida, atau ani (Ani itu bahasa Korea yang artinya tidak/bukan). 
Sekian bedah-bedahnya. Kalau kurang puas, silahkan kunjungi Rumah Sakit Umum terdekat. 

No comments:

Post a Comment