Facebook merupakan salah satu jejaring sosial yang sering sekali di pakai
oleh kalangan anak muda zaman sekarang. Bahkan, menurut gue, perkembangan anak
Alay di mulai dari mulainya bermain Facebook.
Sering sekali anak Alay berkembang di jejaring sosial tersebut, bahkan
gue sendiri juga begitu. Gue merupakan anak Alay yang bermain Facebook dan
menyalahgunakan cara menggunakannya, seperti foto dengan alay, buat status
alay, dan serba alay lainnya. Gue beri contoh seperti ini:
“Hariyo Membuat Status Baru: Duhhhhhh, hari ini hari senin, aku belu m
siap PR, belum cuci baju, belum makan, belum boker, belum cuci bulu ketek,
pokoknya belum deh. IHHHHHH.”
“Eh aku bobok cantik dulu ya, udah ngantuk banget, besoknya kan mau
sekolah. Tidur dulu. Guddd Niteee.”
Gue rada-rada malu sendiri, dan sesaat setelah gue membuka Facebook gue
dan melihat semua foto-fotonya dan status yang pernah gue tulis di Facebook,
ternyata gue ALAY. Bahkan lebih parah dari alaynya ABG sebelumnya. Gue hampir
pernah mau di laporin ke polisi, bombastis abis.
Tapi dalam kealayannya, seseorang memiliki beberapa tipe saat dia
menjadi alay:
1. Alay Ganas
2. Alay Lembut
3. Alay Gila (gila beneran).
Alay Ganas itu apaan? Kena tumor ganas gitu? Ya engak lah. Menurut gue,
Alay Ganas merupakan suatu tipe alay yang melakukan hal ekstrim. Biasanya sih,
hal-hal ekstrim yang di lakukannya di luar batas imajinas manusia. Misalnya
seperti ini:
“Aduhh, hari ini aku ketemu Justin Bieber dia pakai sempak bergambar
Barbie, terus aku ambil sempaknya sebagai pajangan di rumah, ihihihihihihihi.”
Tapi beda lagi dengan Alay Lembut. Apaan itu Alay Lembut?. Alay Lembut
itu merupakan suatu tipe alay yang melakukan hal-hal alay tapi dengan cara
lembut. Misalnya, seperti ini:
“6U3 64K K3N4L 54M4 L0, 53K4R4N6 L0 K3LU4R 4T4U 6U3 P3N664L.”
Tuh kan, alay nya lembut, lembut buat mata orang katarak.
Yang terakhir adalah Alay Gila alias Gila Beneran. Alay Gila itu
tingkahnya seperti orang gila? Sudah pasti iya. Dan gak perlu gue jelasin lagi,
karena diantara kalian semua yang membaca ini, sudah pasti kalian pernah
mengalaminya. Jadi sadarilah sendiri wahai para alay.
Tapi dalam perkembangan para alay di Indonesia, di alami saat dia
pertama sekali menggunakan jejaring sosial. Facebook, Twitter, dan Instagram
adalah contohnya. Para alay lahir dari 3 jejaring sosial ini. Penyakit alay gue
sendiri lahir saat gue pertama kali menggunakan jejaring sosial, yaitu
Facebook.
Di Facebook, gue sering sekali menulis kalimat-kalimat yang menurut
orang kurang kerjaan, bahkan parahnya di kira orang gila. Gimana bisa, orang
gila punya Facebook. Namun tingkat kealayaan gue masih berada di bawah
rata-rata. Gue selalu tidak nyaman, saat ada seseorang invite gue, terus gue
melihat namanya aneh banget. Contoh Budi Cayank Celalu, Budi Ajahhh, dan nama
alay lainnya (kenapa mesti Budi sih?).
Ada juga, seseorang menggunakan nama pekerjaan dan asal pekerjaannya
dengan kalimat alay. Contohnya, Budi: Bekerja di BENGKEL CINTA, Tinggal di PUJAAN HATI WANITA.
Oh Tuhan, alay macam apa ini. Kalau begini terus, reputasi para pekerja bengkel
mobil akan di musnahkan oleh pekerja BENGKEL CINTA dan alamat rumah gue jadi
PUJAAN HATI WANITA.
Tingkat kealayan bisa di lihat saat dia menggunakan huruf-huruf alay. Contohnya, nama Sukirman menjadi 5UKIRM4N Cy@nk C3l4lu. Sampai sekarang pun, anak alay masih saja berkembang di Indonesia. Dalam setiap segi dan ciri khasnya.