Hari ini, tepat di malam minggu yang ngenes, gue
mengadakan janjian bareng teman untuk pergi nonton film Single. Film yang baru
di rilis pada tanggal 17 Desember kemarin.
Sebelum menonton filmnya, gue lebih dulu menonton trailernya, karena
penasaran dengan cerita tersebut. Kurang puas dengan trailernya, gue menunggu
filmnya di rilis, dan pada hari ini gue akhirnya bisa nonton juga.
Sebelumnya, gue di antar Bokap menuju rumah teman
gue, Vincent. Rencana pergi kerumah Vincent untuk mengurus kerjaan baru gue,
yaitu membuat stiker LINE yang masih proses pengeditan digital. Sekalian, gue
numpang mobil Vincent untuk pergi ke Center Point.
Namun, sayangnya waktu sudah tidak mencukupi,
computer Vincent di pakai adiknya dan gue terpaksa merelakannya. Gak mungkin
gue rebut paksa komputernya sampai-sampai gue bawa pulang.
Klakson mobil berbunyi dari bawah menunjukkan
mobilnya sudah datang. Kami bergegas turun. Di jemput oleh Nyokap Vincent, gue
sambil menyapa dengan senyum penuh suka cita (Mana tau gue di tawarin sesuatu).
Di tengah-tengah perjalanan, gue mendapat Question of Life dari Nyokapnya
Vincent. Berikut adalah dialog percakapan Nyokap Vincent dan gue.
Nyokap.V: Ini temanmu yang namanya siapa?
Vincent: Hariyo, Ma.
Nyokap.V: Ohh, Hariyo yang suka buat komik ya?
Vincent: Bukan, Ma, yang nulis buku.
Nyokap.V: Ohh, iya, yang suka nulis buku.
Hariyo: (senyum malu-malu kucing)
Nyokap.V: Kamu kok bisa jadi pintar nulis? Resepnya
apa sih?
Hariyo: Ehh….(sambil mikir mau bilang apa), rajin-rajin
baca buku
Nyokap.V: Ai juga suka baca buku, tapi kok gak bisa
pandai nulis kayak kamu ya?
Hariyo: Ehh, mungkin karena kurang bakat dalam
bidang itu.
Nyokap.V: Jadi novel mu sekarang sudah di kirim ke
penerbit?
Hariyo: Belum
Nyokap.V: Kok belum?
Hariyo: Karena gak ada waktu.
Nyokap.V: Loh, ini aja bisa ke CP (sambil ketawa)
Hariyo: Iya, Cuma punya waktu dikit.
Nyokap.V: Kamu ada karya lain gak?
Hariyo: Ada, tapi gak pernah di publikasikan.
Nyokap.V: Loh kenapa? Kamu menganggap itu semua gak
berguna?
Hariyo: Nggak kok, karya ku cuma bisa membuat orang
bahagia, tertawa, dan itupun tidak di pungut biaya.
Nyokap.V: Nggak boleh seperti itu, kalau punya karya
itu harus di publikasikan dan juga ini untuk dirimu juga, bisa dapat
penghasilan dan hal yang baik dilakukan.
Hariyo: Iya (sambil tersenyum)
Nyokap.V: Tanggal lahirmu berapa?
Hariyo: 25 Desember 1999
Nyokap.V: Coba ai lihat kamu bakatnya di mana.
Beberapa menit kemudian..
Nyokap.V: Benar, bakatmu memang adanya di menulis,
jadi teruskan aja bakatmu itu, ya.
Hariyo: Iya, ai.
Gue harap, yang baca dialognya harus bersabar karena
panjang. Kami pun sampai di sekolah milik Nyokapnya Vincent. Nyokapnya Vincent
turun dan di ganti oleh supirnya. Kami melanjutkan perjalanan.
Beberapa menit kemudian, kami sampai di CP. Dengan
cepat, kami bergegas menuju Cinema XXI untuk membeli tiket. Setelah membeli
tiket, kami pun turun. Karena ada yang belum makan siang, jadi kami pun pergi
makan di Ayam Penyet Ria. Kebiasaan gue saat pergi kerumah makan atau restoran
adalah mencari WIFI dan bertanya passwordnya. Kebiasaan buruk yang harus di
hilangkan, maklum gak ada sinyal.
Selesai makan, menuju paper clip, sekalian membeli
pulpen. Isi dompet hampir habis. Kembali ke atas pergi ke Dairy Queen membeli
eskrim. Tau-taunya makan sendiri. Film sudah mau di mulai, kami pun menuju
Cinema XXI. Dengan duduk di tengah dengan samping kiri dan kanan adalah cowok,
gue merasa masih sendiri kalau gak ada cewek di samping gue, memang cocok
sesuai judul film dan keadaan, Single.
Film pun di mulai. Niat ngerekam pakai snapchat,
tiba-tiba sinyal putus. Dan jika gue rekam, gue bakal di tangkap petugas.
Mending gak rekam. Suasana pun mulai terasa sangat hangat, tanpa sadar gue
pipis sedikit di celana gue (bercanda). Ada suasana tawa karena komedinya, ada
suasana sedih karena kejadian nyeseknya, ada suasana romantis dan lainnya.
Saat film tersebut selesai di tonton, gue mendapat
suatu penceharan, bahwa gue lebih ngenes dari tokoh utama dalam cerita itu. Di
akhir film, tokoh utama tersebut gak single lagi gue di akhir hidup apakah akan
single lagi? Sial.
Gue juga mikir-mikir yang saat ini gue menyukai
seorang wanita, dimana gue gak bisa mengungkapkannya. Gue belum bisa dan
sanggup memberitahunya. Dan masih banyak yang harus gue lakuin ketika gue bisa
menungkapkannya. Namun, gue akan merelakan jika dia bisa bahagia dengan yang ia
dapat. Itulah yang gue dapat saat gue menonton film ini (Baper).
No comments:
Post a Comment