Kejadian ini bermula sekitar sebulan yang lalu.
Jadi, gue dapat kabar yang mungkin juga membuat pecinta Naruto merasa bahagia
sekali, karena akhirnya Boruto sudah masuk ke Indonesia. Kita bisa melihat,
pemerintah akhirnya mencantumkan status WNI buat Boruto dan di beri lebel SNI
(bercanda).
Gue pun membuat tanggal janjian bareng teman gue
yang ingin menonton. Lumayan banyak. Esoknya, kami berkumpul di kelas berunding
tentang menonton film tersebut. Di mulai dari harga tiket, transport, makan,
dan pulang entar gimana. Lokasi bioskopnya lumayan dekat dari sekolah. Kalau
naik kendaraan dekat, jalan kaki jauh.
Ada beberapa orang yang ikut dan ada yang tidak
ikut. Ada yang karena gak punya uang, dan ada yang pake minjem segala (itu
gue). Pulang sekolah, kami menunggu di kaki lima dan membicarakan masalah
berangkat. Ada yang naik mobil dan naik motor. Teman gue bertanya pada gue, “Har,
lo naik apa?”, “Gue naik Go-Jek,” gue menjawab dengan bangga.
“Go-Jek bukannya belum masuk Medan?”, “sudah kok,
makanya aku download aplikasinya kemarin,” gue menjawab. Semua berpencar pergi.
Gue sendiri pergi mengantar adik menuju bus. Setelah mengantar, gue mulai
memesan Go-Jek.
Sambil membuka GPS, gue berusaha mencari lokasi
tujuan yang akan di tuju. Gue ketik “LIPPO
PLAZA MEDAN” dan gak ada. Oh tidak,
gue mulai panik. Yang lebih parahnya, batere handphone gue tinggal sedikit. Gue
berjalan menuju tempat dimana nanti drivernya menjemput gue. Rada-rada sok
keren itu kayak gini, jadinya gue yang gaptek di saat seperti ini. Waktu
menunjukkan angka 12.30 dan film akan di mulai jam 13.00. Gue gak punya banyak
buat mesan Go-Jek lagi. Gue mengambil tindakan esktrim, jalan kaki ke Lippo
Plaza Medan.
Sambil menghubungi teman, gue jalan kaki dengan tengah teriknya
matahari. Berniat meminta tumpangan, guenya gak ada ongkos. Pengen pasang muka
kasihan biar di kasih tumpangan, guenya ada hape canggih. Keinget ada uang
Ringgit di dompet dan pengen di tukarin ke Money Changer, gue lupa kalau gak
bawa dompet. Sial-sial. Sambil berlari-lari di kejar polisi, gue pun harus
mengejar waktu sebelum 13.00.
Teman-teman gue sudah pada disana dan mereka pada
mengira gue naik Go-Jek. Sambil berlari-lari, gue menyebrang jalan dengan
cepat. Tepat di Jalan Kesawan, gue hampir di tabrak mobil. Gue hampir mati,
hampir mati, terima kasih Tuhan.
Gue masih berjalan dan perjalanan masih jauh. Sambil
berjalan terus, gue menghubungi teman gue dan lagi-lagi gak di angkat. Gue
berjalan, melewati Sun Plaza dan Cambridge. Tanpa sadar, gue sudah jalan ke
arah yang salah. Gue hampir tersesat. Gue mulai berhalusinasi kalau gue
tersesat, sampai gak pulang-pulang, mungkin wajah gue akan di pasang di spanduk
dan di baliho dekat jalan. Gue pun mendapat ide cemerlang. Akhirnya gue membuka
Google Maps dan mengandalkan batere handphone yang tersisa. Gue berjalan
mengikuti arah yang di tuju Google Maps. Tanpa sadar, gue berjalan di jalan
yang salah. Dengan tenaga yang tersisa dan kaki yang hampir patah,akhirnya gue
sampai di Lippo Plaza Medan. Beranjak ke atas menemui mereka, gue seperti orang
yang abis makan cabe rawit 10 bungkus. Muka gue begitu merah, baju gue begitu
basah, dan kaki gue hampir patah.
“Lo naik apa, Har?”
“Jalan kaki”
“Hah? Serius?”
“Iya, lo gak lihat gue udah kayak cacing kepanasan?”
“Tapi katanya naik Go-Jek”
“Lagi gelek, jadi gak bisa mesan Go-Jek.”
Gue menanggap gue yang paling sial hari ini, dan
ternyata tidak. Teman gue, Anggi barusan kena tilang dan harus mengeluarkan
uang Rp.200.000 untuk membayar denda. Oke, kita senasib, teman. Sialnya lagi, filmnya batal tayang dan harus menunggu hingga senin depan, kampret.
Hal itu memberikan gue pelajaran. gue gak boleh
rada-rada gaptek di saat seperti ini. Sialnya lagi, saat kembali ke sekolah,
gue jalan kaki kembali. Tapi kali di temani teman. Setelah setengah jalan, gue
di traktir naik becak karena sudah kelelahan. Kebetulan jaraknya udah dekat,
jadi ongkos berubah menjadi Rp.7000. Terima Kasih Jovin.
No comments:
Post a Comment