Monday, March 28, 2016

Dilema Cowok Kurus

Banyak yang bertanya dengan gue, kenapa gue selalu minder untuk menghadapi cewek ketika ingin berkomunikasi. Oke, akan gue kasih tau alasannya.

Yang pertama, gue jelek. Ini merupakan salah satu alasan yang cukup ngeselin, kenapa gue selalu memakai kacamata padahal gue gak rabun. Ya, rabun dikit sih, mata bagian kiri gue minus 50, sedangkan yang kanan gak rabun. Jadi, biarkanlah ini membuat suatu alasan kenapa gue memakai kacamata.

Dulu, gue tidak berkacamata. Karena gue selalu berasumsi bahwa gue tidak jelek dan tidak ganteng. Tapi setelah SMA, gue berasumsi bahwa gue jelek. Kayaknya, kalau orang-orang sekitar melihat wajah gue, mereka akan muntah sepanjang jalan. Jadi, gue memutuskan untuk berkacamata, hingga saat di cek, kebetulan mata gue terkena rabun jauh. Dan singkat cerita, gue pun berkacamata. Dan itulah, mengapa gue selalu berkacamata. Seperti halnya Superman, dia merupakan seorang wartawan atau apalah itu, dan dia menyembunyikan identitas aslinya dengan berkacamata. Kalau di pikir-pikir, gue juga mirip-mirip dengan Superman. Bedanya, Superman lepas kacamata, gantengnya minta ampun. Kalau gue lepas kacamata, gantengnya amit-amit. Tapi kalau soal gue pakai kacamata, kayaknya sama jeleknya dengan gue lepas kacamata. Bedanya, gue akan jauh lebih jelek ketika gue melepaskan kacamata. Kira-kira, gitu.

Yang kedua, gue bego. Ini salah satu kelemahan cowok ketika ingin berkomunikasi dengan cewek. Banyak sekali cowok, ketika sedang pdkt, IQ mereka akan turun 10 poin dari keadaan normal. Karena ketika kita mulai dekat sama cewek, cowok akan jadi bego. Hal ini yang menyebabkan, banyak cowok jadi tidak berani untuk menembak cewek. Karena, ketika cowok itu di tolak, maka sang cowok akan jadi lebih bego dari sebelumnya. Misalkan, gue pdkt dengan cewek yang gue suka, lalu seketika gue ditikung oleh cowok lain dan akhirnya gue pacaran dengan cowok tersebut, eh maksudnya cewek yang gue suka jadian dengan cowok yang menikung gue. Atau bahkan, gue nembak cewek yang gue suka, tapi sebelum gue nembak dia udah di tolak duluan.  Saking begonya diri kita, maka apa yang menjadi milik kita akhirnya hangus dan berujung pada kegalauan dan baper.

Yang ketiga, fashion gue. Gue gak tau kenapa ya, setiap kali gue ketemuan dengan teman, selalu mencari pakaian yang cocok buat ketemuan nanti. Gue selalu sulit menentukan apa yang cocok dengan yang tidak cocok. Misalkan, gue memakai kemeja polos, tapi gak matching dengan celana yang gue pakai, akhirnya jadi cewek gak karuan yang sibuk mencari pakaian yang cocok hingga ujung-ujungnya gak jadi pergi. Ketika gue ingin membeli baju seperti itu, gue gak punya duit. Setelah gue punya duit, barangnya sold out, kampret. Ketidakpercayaan diri gue terhadap pakaian yang gue pakai membuat diri gue sulit menghadapi cewek yang gue suka. Bahkan, gue sering stalking Instagram cewek yang gue suka dengan foto bersama dengan teman cowoknya yang tajir yang bahkan lebih tajir dari gue, dan tentunya dengan pakaian yang keren abis. Apalah gue, cowok gembel yang memakai pakaian kayak gembel betulan.

Yang terakhir, gue kurus. Gue agak sebel dengan tubuh gue yang tak kunjung gemuk. Gue kasih tau aja berat badan gue berapa, 46 kg. Salah satu berat badan yang paling di impi-impikan oleh cewek-cewek yang selalu berasumsi dirinya gemuk dan padahal dia jauh lebih langsing dari Nyokap gue (sorry Ma, ini cuma asumsi doang). Gue selalu tidak percaya diri ketika gue berhadapan dengan cewek. Dengan tangan gue yang mengeluarkan urat, kayaknya kalau cewek ngelihat udah jijik banget. Ini gue kasih faktanya, cewek akan selalu lebih nyaman dengan cowok gemuk. Gue gak tau kenapa, cowok zaman sekarang selalu saja mengeluh dengan postur tubuhnya berlemak. Gue malah sangat ingin sekali kalau diri gue ini gemuk. Cewek zaman sekarang gak tertarik dengan cowok six pack, percaya sama gue. Karena ketika cowoknya udah six pack, kebebasan untuk cewek-cewek buat berpacaran itu tidak ada lagi. Ketika cowok kamu sudah ganteng, six pack, tajir lagi, datang ke Mall terus di godain dengan cewek-cewek di Mall tersebut, tau-taunya yang godain banci Thailand (tau-taunya lagi di Mall Thailand). Maka kamu akan selalu mendapat masalah, selalu galau dengan cowok kamu dan akhirnya berujung pada sebuah kisah cinta yang rapuh. Tapi itu hak setiap orang sih, gue cuma menceritakan pengalaman yang gue lihat langsung dengan mata gue sendiri.


Wednesday, March 23, 2016

Parno Itu Berguna

Gue gak pernah membayangkan orang-orang yang di undang ke sebuah acara tv tentang uji nyali memiliki nyali yang cukup besar. Atau bahkan, dia yang tiba-tiba kebetulan punya ilmu tersendiri. Bisa melihat penampakan, makhluk astral, orang yang sedang berpacaran, gandengan tangan, cipika-cipiki, pakai baju couple (ini acara katakan putus atau uji nyali?).

Kalau sejak kecil, ketakutan akan selalu muncul ketika mati lampu, apalagi saat mandi di kamar mandi (ya iyalah masa di kantor BP). Yang akan menakuti kita saat mandi diantaranya, kecoa, ikan hiu, dan hantu gak ada kerjaan yang menakuti orang mandi. Menurut gue, sebenarnya hantu Indonesia itu gak ada yang seram-seram, gak sama sekali.

Gue gak kebayang ya, suster nyesot menakuti manusia-manusia yang ada di Indonesia. Kalau misalnya ketemu pun, biarin aja lewat. KAN DIA NYESOT. Nyesot paling butuh sejam buat nyampe ke rumah gue. Kita bisa lari dan dia cuma nyesot. Bayangin aja, saat kita lari menuju tangga, gimana caranya suster nyesot mendaki?. Paling ketemu cleaning service di pel wajahnya, “Maaf, gembel gak boleh kesini.”

Saat SD, gue selalu parno-parno-in dengan cerita-cerita mistis. Gue sering dapat kabar gosip ibu-ibu tetangga begini, “Ih, jeng, tadi eike melihat wanita kepala puntung loh.” Kalau misalkan ibu-ibu tersebut gosipinnya ke gue, gue akan jawab, “Bu, sepertinya anak ibu yang masih 3 tahunan puntungin kepala barbienya lagi ya?”.

Tapi terkadang, parnoan itu sangat beguna sekali. Biasanya manfaat parno itu untuk berjaga-jaga. Kalau misalnya ketemu sama Dokter dan suster,
“Eh, kayaknya susternya mau aborsi, nih. Sambil ajak Dokter segala ke ruang operasi”
“ITU MAU OPERASI IBU MELAHIRKAN, KAMPRET.”

Tadi siang, gue sambil membawa laptop ini ke sebuah cafĂ©. Sambil ngopi dan makan donat, gue browsing dan mencari wifi. Lalu, tiba-tiba datanglah seorang bapak-bapak dengan menggunakan kaos putih polos, celana pendek, pakai jam tangan, dan membawa minyak angin super pedas duduk di depan gue. Meja kami memang pisah, tapi posisinya sangat dekat. Saat gue lagi mengetik, bapak-bapak ini melihat gue dengan tatapan serius. Anjrit, gue mau di apain, pikir gue dalam hati. Gue pura-pura gak lihat, tapi dari tatapan bapak ini, gue menjadi keringat dingin. Gue tetap memandang laptop gue, padahal sebenarnya gue cuma pura-pura ngetik. Bapak ini, secara langsung memanggil pelayan, “Mas, saya pesan kopi yang begini” kata bapak ini sambil nunjuk kopi gue. Ini yang gue curigai.

Kenapa tiba-tiba dia memesan kopi yang seperti gue pesan. Kenapa gue malah diam, bukannya lari. Tapi kalau gue lari sekarang, mungkin bapak ini akan menangkap gue, memeluk gue, dan sambil berkata, “CIUM KETEK SAYA, NAK, CIUM  KETEK SAYA!” sambil membayangkan, kayaknya jorok sih.

Beberapa jam gue duduk disana. Bapak ini masih melihat gue. Entah ada apa dengan diri gue. Lalu, ketika dia mengangkat telepon, gue sempat berpikir kalau bapak ini akan berkata, “Hei bro, gue dapat mangsa baru, ganteng, seksi, hitam lagi. Hmmm, menggoda sekali” dan ketika dia berkata hal itu, gue akan menjawab, “Maksud bapak orang yang di sebelah gue? Silahkan-silahkan.”

Akhirnya, bapak itu pun pergi meninggalkan 2 gelas kopi yang ia pesan. Gue hanya merasa hati gue lega karena gue gak jadi menjadi korban pedofil. Tapi kalau itu memang terjadi, gue bakal masuk berita, di siarkan keseluruh dunia jadi trending topic, dan gue di coret dari kartu keluarga. Gue bisa berak dengan tenang.


Tuesday, March 22, 2016

Bali

Gue pernah pergi ke Bali waktu kelas 5 SD, itupun mulai naik menuju kelas 6. Biasanya kalau orang mau pergi ke Bali, pasti harus naik pesawat. Gue tampil beda. Yaitu, naik mobil. Ya, gue dari Surabaya dengan menggunakan transportasi darat menuju Bali. Itu adalah salah satu perjalanan yang paling ganas dan konyol. Oke gue ceritain.

Sebenarnya, gue menolak di ajak pergi ke Bali saat di Surabaya. Namun gue di paksa, tapi gue masih ngotot tidak mau. ‘Aku gak mau pergi, soalnya Bali itu makan babi’ seru gue. Orang-orang memandangi gue dan berkata, ‘Lo kan juga makan babi’ (emang babi lah). Sorry kalau gak halal.

Akhirnya gue pun menyetujui untuk ikut menuju ke Bali. Paginya, gue makan mie instan. Bukan Indomie, tapi mie Korea. Hawa gue udah gak enak banget saat makan mie Korea ini. Merasa sudah kenyang, kami mengangkat koper ke bagasi mobil. Kakak Ipar gue memberikan sebuah alat seperti sekop dan ember sebagai alat untuk bermain di pantai tadi. Kok gak sekop dan ember yang biasa di pake kuli bangunan aja biar greget?.

Kami pun langsung berangkat, perjalanan di lewati menuju kota Sidoardjo. Di kota itu mendadak macet karena ada area Lumpur Lapindo. Namun akhirnya kami berhasil menerobos dan melanjutkan perjalanan. Gue duduk di paling belakang, berdekatan dengan bagasi mobil (bukan duduk di bagasinya). Karena kelelahan dan kurang tidur, gue pun tertidur. Perjalanan pun berlanjut sampai istirahat dan berhenti di sebuah kota bernama Situbondo. Karena gak ada restoran yang enak, kami terpaksa makan di KFC. Di KFC, gue mencret, anjing. Gue bergegas ke toilet, tahi sudah sampai pucuk, gue sempat emosi karena resletingnya susah di buka. ‘Anjing, tai nya udah mau keluar nih, cepat kebuka dong’ teriak gue dalam hati.

Setelah berhasil di buka, akhirnya gue pun berak dengan lancar. Dan saat gue melihat hasil produksi berak gue, ternyata sisa makanan tersebut berasal dari mie korea tadi. Emang bener ya, makan mie impor gak cocok di Indonesia, gak cocok. Gue pun mulai memikirkan sesuatu yang bahkan lebih sulit dari matematika, INI GUE CEBOK NYA GIMANA?. Gak ada sabun dan gak ada air. ‘Mampus’ dalam hati gue. Gue bersikeras mencari ide. Gue melihat ada keterangan di toilet tersebut. Tertulis bahwa ada sebuah alat cebok yang nanti airnya akan di semprot ke pantat kita. Gue pun mencoba. Saat gue pencet tombolnya, airnya pun menyemprot pantat gue. Posisi gue seperti orang yang nungging, seperti lagi goyang itik. Namun, air nya hanya menyemprot 5 detik. Kampret, ini belum bersih. Mana celana gue basah lagi. Gue mulai panik. Akhirnya, gue terpaksa memakai sempak gue dan celana gue yang basah. Keluar dengan pantat masih belum bersih di cebok. ‘Kamu kok lama kali di toilet,’ ‘Mencret’ kata gue dengan wajah senyum ceria.

Perjalanan di lanjutkan dengan gue terpaksa makan KFC di mobil karena gak sempat makan lagi di KFC nya. Sambil makan, tiba-tiba gue pusing dan mual. Perjalanan semakin jauh, kita sudah sampai di kota Probolingo dan Banyuwangi. Bahkan sampai harus pindah tempat duduk. Gue duduk di depan agar tubuh gue lebih segar. Sampai-sampai gue di beri obat. Dengan menggunakan mobil, gue bisa melihat pemandangan yang indah. Sayangnya, waktu itu gue masih pakai Nokia jadul dan belum punya Instagram. Akhirnya, kami sampai di pelabuhan. Di pelabuhan inilah, tantangan yang sangat ekstrem, yaitu menghadapi goyangan ombak di kapal. Gue yang sudah sekarat begini, lama-lama gue bisa mati kayak gini. Gue berdiri di kapal dengan menikmati angin yang kencang, serta berlari-lari menuju tiang kapal dan muntah. Gue muntah-muntah dan muntahan gue di buang ke laut. Gue berharap, sekelompok ikan tidak merasa jijik. Mabuk laut itu mengerikan.

Akhirnya, kapal sampai di pulau Bali. Welcome to Bali, terlihat tulisan di sebuah baliho pelabuhan. Kami kembali masuk ke Bali melanjutkan perjalanan menuju Nusa Dua. Sampai jam 1 subuh lewat, kami sampai di Nusa Dua dan terpaksa tidur di penginapan. Di penginapan, kami langsung tidur dan lebih parahnya, bekas berak gue masih belum gue cebokin hingga esoknya gue baru sempat cebokin. Esoknya, kami pergi ke Nusa Dua, menuju tempat jual aksesoris dan oleh-oleh Bali. Siangnya, kami pergi makan babi guling, prediksi gue benar. Sorenya, kami pergi ke sebuah pantai yang gue lupa nama pantainya. Indah dan keren banget. Gue sempat gak mau pulang karena terobsesi dengan bule-bulenya (yang cewek bukan yang cowok).

Kami mengambil sekop dan ember kami yang di bawa di Surabaya dan di pakai untuk bermain pasir. Saat kami sedang bermain, tiba-tiba ada sekelompok orang asing dengan wajah Asia dan putih dan meminjam sekop kami. Ujung-ujungnya, mereka yang asik sendiri. Hari sudah mulai larut, kami pun kembali menuju mobil dan kembali ke hotel. Oh iya, gue lupa ceritain tentang hotelnya. Kami mencari hotel di Nusa Dua dan hotel ini kebetulan milik orang Medan, chinese pula. Akhirnya, kami dapat diskon. Tempat tidur di kamar hotelnya juga enak. Satpamnya juga ramah-ramah. Gue sering mengintip sekelompok satpam disana dengan menggunakan teropong dan yang anehnya, mereka malah bergaya seakan-akan mereka sedang di videokan. Mungkin mereka gak tau kalau itu teropong. Dan senangnya adalah gue hari itu sedang ulang tahun. Gue pun di traktir makan donat dan kami pun makan di hotel.

Esoknya, kami melanjutkan perjalanan menuju Denpasar. Di Denpasar, kami pergi ke GWK (Garuda Wisnu Kencana), dimana kita bisa melihat patung Dewa Wisnu yang besar serta patung burung Garuda yang besar. Disana, gue mendapat air suci. Tapi kampretnya, masuk toilet saja harus bayar 1.000.-

Malamnya, kami makan gudeg, makanan khas Jogja. Gue tidak terlalu suka dengan gudegnya karena aneh rasanya. Jadi gue makan ayam saja. Kami pun pergi ke Kuta, dimana terdapat sebuah bar. Kebetulan waktu itu sedang musim Piala Dunia, jadi banyak bule yang berkumpul. Saudara gue, dengan mengeluarkan kameranya, bukan pintu kacanya dan dia langsung berburu. Dia memfoto semua bule-bule yang ada di bar itu. Bahkan, ada bule yang sedang duduk dengan baju kurang bahan, saudara gue langsung memotretnya, pakai flash pula.

Paginya, kami pergi ke Pantai Kuta. Kebetulan di seberang ada Pizza Hut, jadi kami memesan dan makan disana. Saudara gue kembali berburu foto bule dengan pakaian bikini.

Kami pergi ke sebuah tempat wisata yang indah, yaitu Tanah Lot. Sayangnya, waktu itu sudah sore sekali dan kami telat melihat pemandangan sunset nya. Esoknya, kami pergi ke Ubud dan menuju ke sebuah tempat bernama Alaskedaton, tempat bermukimnya monyet. Gue sempat mengejek mereka, ‘MONYET LO’ ‘Lah, gue kan memang monyet’ kata monyet dalam hati. Disana terdapat arus air yang deras. Gue pun hampir terjatuh ke air. Hingga akhirnya ada seorang bule yang menarik tangan gue dan menolong gue. Gue bahkan tidak mengucapkan terima kasih, malah injak sepatunya (sepatu baru pula).

Siangnya, kami pergi ke sebuah tempat yang di kenal sebagai salah satu kerajaan. Kerajaan itu ternyata masih ada pangerannya. Bahkan saudara gue sempat berbicara pada pangerannya. Seandainya gue gak cemen, gue pun memberanikan diri dan gue berkata, ‘Gue Hariyo, Pangeran dari Kerajaan Tanjung Morawa.’ Kalau Pangeran Balinya bertanya, ‘Dimana letak kerajaan itu?’, gue menjawab ‘Ya di Tanjung Morawa lah, masa di Rusia.’

Malamnya, kami makan gudeg lagi. Esok sebagai hari terakhir di Bali. Kami pergi ke sebuah penangkaran monyet lagi, tapi bukan yang waktu itu. Monyet yang disini terlalu angresif. Rambut gue sempat di jambak-jambak oleh monyetnya. Bahkan ada yang sampai keteknya di pegang. Petugasnya bilang, ‘Harus angkat tangan biar gak di gituin’ gue mikirnya, kita ini di penangkaran monyet atau korban PP vs IPK sih?.


Siangnya, kami pergi pulang. Melanjutkan perjalanan dan berharap tidak ada lagi berak dan mencret serta mabuk laut. Gue terpaksa menahan semua itu saat di kapal. Kebetulan di pelabuhan ada jual koyo, gue pun membeli dan memakainya sebagai antisipasi. Perjalanan berlangsung sangat esktrim. Karena saat mengemudi, jalanan sangat gelap dan kiri-kanan semua jurang. Hingga akhirnya kami berhasil menerobos. Malamnya, kami beristirahat di Probolingo dan makan bakso disana. Sekitar jam 2 subuh lewat, kami akhirnya sampai di Surabaya. Di Surabaya, gue langsung tidur dan tidak mengganti baju. Gue lelah dan tidak berkutik sama sekali. Tapi gue senang, gue bisa pergi ke sebuah pulau Indonesia yang sangat indah dan berharap bisa kesana lagi. 

Friday, March 18, 2016

Dilema Di PHP-in

Gak semua cowok atau cewek itu punya hati tulus. Sebelum kita mulai pdkt dengan orang yang kita suka, kita pernah membuat janji yang gak begitu penting dengan seseorang yang kita suka. Atau bahkan saat memulai pdkt, kita mulai sering memberi perhatian untuknya ketimbang pada teman sendiri. Dan ketika kita telah menembak dirinya, kita malah di tolak. Sakit gak? Gue nulis aja udah sakit banget.

Gue sendiri, kalau bicarain tentang PHP gue selalu di PHP-in. PHP dalam sistem percintaan Indonesia, bisa di katakan, kita telah mengorbankan semuanya untuk dirinya, namun kita di tolak mentah-mentah atau dia telah membuat janji untuk kita tapi janji itu di langgar.

Ada satu kejadian yang sangat sakit, yang bahkan gue sendiri juga ngerasain dan PHP nya itu terlalu keji. Ada 1 cewek yang di baperin sama 3 cowok. Bayangin, di baperin sama 3 cowok, sedangkan gue 1 cewek mungkin najis dengan gue. Cewek ini awalnya suka sama cowok yang pertama. Dan ternyata, cowok ini hanya memanfaatin ceweknya agar dekat dengan temannya. Lalu, dia mulai pindah sama cowok kedua yang juga kebetulan ngejar dia. Sering-sering chat dan tanya-tanya gak jelas, seperti orang berpacaran pada umumnya (Yang ini pacaran menurut anak alay). Lalu, tiba-tiba cowok ini gak chat lagi dengan cewek tersebut dan berujung pada sakit hati. Cowok terakhir, merupakan cowok terkampret yang pernah ada. Dia sering mengejek cewek ini, mengejar-ngejar di sekolah kayak tukang siomay, dan berujung pada di marahi oleh guru. Kira-kira gitu.

Penyebab PHP bisa terjadi ketika kita melakukan hal-hal seperti berikut:

1.      Kamu kegeeran
2.      Kamu terlalu baik
3.      Kamu terlalu berekspetasi tinggi

Mungkin kamu terlalu kegeeran, bisa aja. Mungkin kamu menemukan cowok yang salah, bisa aja. Tapi gue sering sekali melihat orang di PHP-in karena dia ekspetasinya terlalu tinggi sama orang yang deketin dia. Jadi saran gue kalau kamu lagi dekatin seseorang, gak usah ngarep terlalu banyak. Ada juga orang yang baru di PHP-in karena Cuma di anggap teman. Kenapa di anggap teman? karena dia terlalu baik. Jadi saran gue, sekali-sekali jahat sama gebetan. Misalnya kamu di ajak jalan, “Kamu mau gak jalan sama aku?” terus kamu bilang “Diam lo kampret” terus ludah mukanya. Nah, dengan itu, niscaya kamu tidak akan di PHP-in………………………….. kamu mungkin di benci sama, tapi itu urusan lain. Sekian dari gue.


Tuesday, March 15, 2016

Jodoh Yang Menjauh

Kadang gue ngerasa aja, bahwa kita sebagai laki-laki kenapa selalu bego dalam ingin melakukan sesuatu. Sering sekali gue melihat kebanyakan orang menyukai cewek yang ia suka, tapi dia gak berani mengungkapkan perasaannya. Gue misalnya, gue udah pernah di tolak 1 kali dan 2 kali di tikung karena gue tidak berani mengungkapkan perasaan gue. Dan sering sekali gue melihat, cowok itu mengetahui cara untuk mendapatkan cintanya, tapi tidak berani untuk di perjuangkan. Sangat di sayangkan.

Gue termasuk seorang cowok pengen banget mengungkapkan perasaan gue, namun tidak berani. Suatu hari gue bareng Bokap dan Nyokap pergi ke Wihara untuk berdoa. Kami mempersiapkan persembahan untuk berdoa. Gue sekalian bantuin Nyokap beresin semua. Hari sudah sore dan angin bertiup kencang, seakan-akan mengingatkan kalau PR gue belum gue kerjain. Gue ikut berdoa meminta pemberkatan, kepintaran, kebijaksanaan, dan keberuntungan. Tapi sebenarnya, dalam hati gue berucap “Jodoh gue siapa?”.

Sambil menunggu Nyokap dan Bokap berdoa, gue meminjam handphone Nyokap untuk bermain game. Sekalian nyurik kuota internet Nyokap. Gue duduk terdiam sejenak, sambil menikmati udara yang segar. Mata gue mengarah ke atas, melihat suasana di langit. Sambil berdiri, gue pergi jalan-jalan keluar dan berfoto. Beberapa jam berikutnya, Nyokap dan Bokap selesai berdoa. Gue ikut membantu membawa kembali persembahannya ke mobil.

Saat mau beranjak pulang, Bokap bercengkrama sebentar dengan temannya. Gue menunggu sambil berdiri. Tiba-tiba, datang satu keluarga dengan 1 anak perempuan untuk berdoa di Wihara. Gue melihat ke arah cewek itu dan cewek itu gak ngelihat ke arah gue seakan-akan cewek itu najis dengan gue.

Ciri-ciri cewek tersebut, memiliki rambut panjang coklat gelap seperti baru di salon, memakai baju warna merah belang dengan lenagn panjang, dan memakai celana jeans. Wajahnya juga wajah yang tak asing untuk di lihat. “Har, kamu tuangin minyak itu ke lampu-lampu” kata Nyokap memerintah. Gue mengambil minyak di meja menuangkan satu persatu lampu yang ada di sana. Saat gue pergi keluar untuk menuangkan minyak, cewek itu kebetulan sedang berada di luar untuk memasang lilin.

Gue berpikir-pikir keras apa yang harus gue lakukan ketika bertemu dengannya. Beberapa hal yang harus gue lakuin pun terlintas di kepala gue.
1.      Gue samperin dia dan sapa dia
2.      Gue membantu dia saat dia kesusahan
3.      Gue puji dia lalu kami berdua jadian lalu kami menikah dan di karunia 2 orang anak, oke kayaknya itu berlebihan.

Saat gue tengah  memikirkan itu, cewek itu kembali masuk ke dalam Wihara. Gue pun bergegas menuangkan minyaknya. Beranjak masuk ke dalam untuk menuangkan minyak, gue lagi-lagi berpapasan dengan cewek itu. Dalam hati gue, gue pengen banget kami saling bertatapan. Namun, karena gue cemen dan imajinasi gue berlebihan, gue bahkan tidak tahu wajah dari cewek itu (imajinasi Gue: gue jelek, kalau dia nengok wajah gue, kayaknya dia bakal muntah setengah mati). Kayaknya Tuhan telah mempertemukan jodoh untuk gue, namun gue malah menolak pemberian-Nya.

Beberapa menit kemudian, Bokap selesai bercengkrama dengan temannya. Kami pun akhirnya pamitan dengan akhir dimana gue pamitan dan merenungkan diri. Selama di mobil, gue sambil melihat sekitar dan berpikir kembali: Apa yang telah gue perbuat, kenapa gue bego banget?.

Gue sempat bertanya pada teman gue di Line. Teman-teman gue semua pada berucap, “Kenapa lo begitu bego, Har?”. Gue sempat berpikir kembali, jika gue begini terus, mungkin jodoh gue bakal semakin menjauh. Mungkin juga gue bakal jomblo selama-lamanya karena gue terlalu lemah. Banyak hal yang kita tau tentang cewek, tapi kitanya gak berani memperjuangkannya. Aneh tapi faktanya begitu.


Sunday, March 13, 2016

Balada Kebelet Boker

Gue rasa, bahwa setiap kali mau boker, pasti ada aja yang menghalangi. Misalnya, ketika kita lagi kebelet boker, tiba-tiba kita lagi mau di eksekusi kita harus memilih mati atau berak dulu. Kalau sudah di eksekusi, tai kita bakal berceceran dan membaui upacara pemakaman. Yang ada malah kita panggil tukang sedot tinja untuk membersihkan tai yang berserakan.

Berbagai macam problem yang ada ketika kita sedang kebelet boker. Ada saja yang membuat kita menghabiskan waktu yang sangat menyebalkan. Contohnya, saat melepaskan celana. Gue gak habis pikir dengan para astronot Amerika yang sedang berada di bulan. Berat baju astronot itu kan 100 kg, jadi ketika dia mau melepaskan bajunya membutuhkan setidaknya 1 jam untuk melepaskan baju tersebut. Dan ketika sudah di lepaskan, saat sedang boker, tai nya malah mengapung di atas karena gak ada gravitasi. Mungkin, itulah sebabnya pekerjaan layaknya astronot itu terlalu berisiko.

Gue pernah mengalami satu kejadian yang gak akan gue lupakan (kalau gue lupa, gue udah buat alarm pengingat). Saat itu, langit sudah gelap dan kami sedang berada di rumah paman gue. Karena bertepatan Hari Imlek, jadi kami mengunjungi rumah paman kami untuk bersilahturahmi (demi angpau).

Semua berkumpul dan berbicara bareng dan tertawa bareng. Saat itu, pembicaraan menjadi serius. Gue dengerin dan dengerin hingga gue kebelet boker. Akhirnya gue memutuskan pergi ke kamar mandi untuk boker. Tiba gue sampai di kamar mandinya, gue gak tau kalau kunci kamar mandinya sedang rusak. Gue pun mengunci pintunya dan perasaan gak enak pun terjadi. Saat gue sedang mengunci pintunya, kok gue ngerasa kuncinya berat banget untuk di geser. Gue pun memaksa geser dan akhirnya kekunci. Dan saat gue mau membukanya kembali, kunci tersebut tidak bisa di geser. Kampret, kata gue dalam hati. Jadi gimana gue keluarnya, gak mungkin juga menjerit-jerit di kamar mandi kayak orang gila, “TOLONG, TOLONG, ADA TAI RAKSASA TOLONG, TOLONG” itu teriakan paling bego yang pernah ada. 

Gue sempat berpikir keras apa yang terjadi kalau gue gak kunci pintu dan kalau gue mengunci pintunya.

1.  Kalau gue gak mengunci pintunya, orang-orang rumah bakal mikir gue sedang menunjukkan tubuh gue yang bugil ini dengan penuh tai-tai yang berceceran (sorry buat yang lagi makan).

2.      Kalau  gue mengunci pintunya, gue bakal kejebak seumur hidup, sampai akhir zaman, sampai suku maya mengatakan 2012 kiamat dan gue menjadi mumi paling bersejarah dengan tai yang masih utuh.

Setelah berpikir secara matang-matang, akhirnya gue memutuskan untuk berak dulu ketimbang gue memperbaiki kuncinya dulu. Tai nya udah keburu keluar. Setelah selesai cebok, gue pun mulai membuka pintunya. Saat gue berusaha membuka, tiba-tiba ada 2 kakak gue yang sedang berada di dekat kamar mandi. Wah, kayaknya ada bantuan nih. Pada saat gue mau menjerit gue sempat berpikir matang-matang lagi. Kalau gue menjerit dan meminta tolong, gue rasa ini bukan seorang pria sejati. Hanya karena gue kejebak di kamar mandi dan gue menjerit minta tolong sama seorang perempuan, CEMEN BANGET. Kalau gue menjerit minta tolong, gue bakal di permalukan masuk media cetak dan media sosial, menjadi trending topik dan sebagai materi gosip ibu-ibu, “Eh, kemarin si Hariyo berak kejebak di kamar mandi, terus di tolongin sama cewek, kan cemen banget. Jangan naksir sama dia ya” (ini ceritanya gue di sukai ibu-ibu gitu?). Gue gak habis pikir kalau kejadiannya begitu sih.


Akhirnya gue memutuskan untuk membukanya sendiri. Dengan ide cemerlang, gue mengambil gunting dekat pintunya, lalu gue buka paksa kuncinya dan akhirnya berhasil gue buka. Saat gue keluar, tidak ada yang bertanya, “Har, kok lama banget di kamar mandi?” dan gue bersyukur karena kejadian ini tidak mempermalukan gue. Tapi kayaknya gue bakal di bully setengah mati oleh teman-teman gue yang sudah membaca cerita ini. Masalah baru terbit lagi. 

Sunday, March 6, 2016

Paduan Tidak Di Panggil Guru

Biasanya di sebuah kelas, pasti aja ada murid-murid yang di panggil guru kampret. Misalnya, ketika seorang guru sedang bertanya kepada salah satu murid dan dia akan memanggilnya secara random. Ada yang lolos, ada juga yang berhasil menghadapinya.
Dan kali ini, gue mau kasih tips gimana supaya kita tidak di panggil oleh guru. Semoga tips gue bisa memberikan dampak positif kepada murid-murid yang selalu sial mendapat tekanan yang hebat tersebut.

1. Jangan Berbuat Onar
Bagian ini sangat penting sekali, karena ketika murid telah berbuat onar di sekolahnya, ia bakal mendapatkan kasus dari gurunya. Dan dia akan menjadi murid yang selalu di tandai karena perbuatan onarnya di sekolah. Dan ketika sudah di tandai, maka ia gak bakal bebas lagi.

2. Jadi Anak Alim
Ini adalah bagian yang berpotensi tidak di panggil guru jauh lebih baik. Pada dasarnya, menjadi anak alim, dia akan menjadi murid yang gak di kenal dan selalu di lupakan oleh gurunya. Ketika SD, gue selalu terhindar dari panggilan guru karena gue terlalu alim.Karena guru pada saat itu, lebih sering memanggil murid yang selalu berbuat onar di kelas.

3. Jangan Terlalu Mencolokan Diri
Bagian ini juga penting, karena potensi untuk tidak di panggil guru akan lebih baik ketika kita tidak terlihat terlalu mencolok. Misalnya, kamu menjadi pengurus OSIS, bendahara kelas, ketua kelas, sekretaris, orang paling ganteng dan cantik, juara umum di sekolah, dan lain-lain. Atau bahkan kamu selalu memperlihatkan sisi kerenmu di kelas, sangat berbahaya. Karena saat guru bertanya, kamu yang akan menjadi orang pertama yang di bacotin oleh teman-teman kamu di kelas. Berdoa semoga tidak ada teman kampret seperti itu.

4. Jangan Duduk Bersebelahan Dengan Murid Yang Di Kenal
Maksudnya yang di kenal adalah seorang murid yang sudah di tandai oleh gurunya atau bahkan murid yang terlalu mencolok. Bisa saja ketika guru sedang bertanya dan guru tersebut akan memilih murid secara random. Tiba-tiba ia memanggil “Yang duduk dengan cewek cantik silahkan berdiri” kan tahi. Status tempat duduk gue merupakan yang paling berbahaya. Karena gue duduk bersebalahan dengan salah seorang murid yang sudah di tandai gurunya. Gue harus berdoa agar gue tidak di panggil hingga naik kelas.

5. Jangan Malas
Yang terakhir adalah jangan malas. Ketika guru kamu akan segera bertanya dengan murid-murid di kelas, maka yang harus kamu lakukan adalah mencari kerjaan lain. Misalnya, kamu mencatat yang ada di papan tulis, kamu pura-pura baca, kamu sok lagi mikir atau bertanya dengan teman, kamu sok tidak mau di ganggu dan lain-lain. Itu agar guru tahu kalau kamu sedang mengerjakan sesuatu dan tidak boleh di ganggu. Pokoknya cari kesibukan lain agar tidak di panggil. Dan juga, jangan menatap mata sang guru atau kamu akan terhipnotis dan akhirnya di panggil.

Itu aja tips dari gue tentang menghindari panggilan dari guru. Semoga yang ngerasa bego atau tidak mau di panggil bisa menggunakan tips ini dengan baik. Atau yang memiliki tips sendiri semoga sukses dengan tipsnya. Sekian.


Dilema Naik Pesawat

Beberapa orang pasti ada yang pernah naik pesawat.  Ada yang keluar negeri atau pun dalam negeri, atau bahkan ada yang ke akhir zaman gak sampai-sampai. Kebanyakan sih, kalau mau liburan pasti mencari maskapai yang lagi murah atau turun harga. Atau kalau orangnya tajir, gak mikir lagi tiketnya murah atau mahal.

Kalau orang yang baru pertama kali naik pesawat, pasti aja ada yang reaksinya begitu berlebihan. Ada yang berpikir, nanti di pesawat ngapain aja, nanti gue mau berak dimana, nanti duduk dekat jendela biar bisa buka kacanya lihat pemandangan.

Gue pernah sekali, pertama kali naik pesawat dan gue di kasih tiketnya dan di simpan. Setelah gue simpan, beberapa hari sebelum keberangkatan, tiket gue kusut dan robek sedikit. Gue langsung panik, gak bisa tidur selama 1 hari dan gak makan. Saudara gue malah buat gue jadi tambah takut, “Kalau tiketnya sudah kayak gitu, berarti gak bisa naik pesawat lagi” sahut saudara. Setelah gue mikir-mikir, kok gue bego banget ya?.

Suatu hari, saat gue naik pesawat untuk pertama kalinya, entah kenapa felling gue jadi gak enak. Kadang gue mikir, entar kalau pesawatnya jatuh gue harus ngapain dan pesawatnya kalau jatuh ke laut gue harus berenang gimana sedangkan gue gak bisa berenang, dan kalaupun bisa berenang, gue mulai parno-parnoan di terkam ikan hiu.

Gue masuk kedalam pesawatnya, gue cari tempat duduk yang sudah tertera di kertas (kalau beli kursi). Biasanya gue lebih suka duduk di dekat jendela agar bisa lihat pemandangan. Tapi kalau duduk dekat jendela, mau ke toilet itu ribet banget. Gue sempat lagi kebelet pipis dan biasanya kalau mau masuk ke toilet, harus nunggu lampu toiletnya itu jadi hijau dulu, entah kenapa harus ada juga lampu lalu lintas di pesawat. Saking gue kebelet pipis setelah menunggu lama, akhirnya lampunya menjadi hijau. Saat gue mau keluar, tiba-tiba ada om-om yang duduk di luar (di luar pesawat? Kira-kira gitu lah) menghalangi jalan gue ke toilet. Pas pesawatnya goyang, gue langsung tersandung dan menduduki pusat masa depan om-om tersebut. Anjrit, pikir gue.

Saat gue mau masuk ke toilet tersebut, tiba-tiba ada pramugari menghalangi dan bertanya “mas mau kemana?” dalam hati gue (anjrit gue mau di apain di toilet?), “mau pipis mbak” kata gue dengan wajah polos. “Oh silahkan” pramugari tersebut membukakan pintu untuk masuk ke toilet. Seandainya hal itu di terapkan di toilet umum. Ada cleaning service cewek lagi bersihin toilet cowok. cowoknya udah kebelet berak dan masuk ke toilet, mbak-mbak cs nya langsung bukain pintu dan berkata “Mas mau kemana? Mau berak kok gak ajak-ajak.”

Gue pun bisa pipis dengan lega. Sesaat gue pipis, gue sempat mikir seperti ini: kalau gue pipis, pipis gue jatuh ke ruamh orang dong? (anjrit rumah gue barusan gue pipisin). Bayangin aja kalau yang boker itu gimana. Itulah sebabnya, gue selalu siaga penuh kalau ada pesawat yang barusan terbang lewat. Mungkin gue harus membawa pakaian ganti tiap hari.

Kadang gue terlalu terpana dengan iklan. Iklan-iklan promosiin maskapai biasanya, pasti ada yang pamerin makanan. Gue selalu berharap hidangan-hidangan di pesawat itu enak-enak. Andai saja di langit ada drive thru mekdi, mungkin gue bisa beli burger atau kentang goreng sepuasnya. Ini malah gue naik pesawat, bayar mahal-mahal (di bayarin sih) tapi cuma ada air putih seharga 30 ribu. Gue bawa air putih dari rumah segalon, dan di pesawat gue mesti beli air minum seharga 30 ribu yang isinya lebih sedikit di banding yang gue bawa dari rumah. Mungkin, ini bisa menjadi trik bisnis jualan air putih seharga 100 ribu di pesawat.

Beberapa jam kemudian, pesawat harus transit menuju Bandara Hang Nadim di Batam. Gue turun dari pesawat masuk ke ruang tunggu untuk di eksekusi, maksudnya untuk nunggu pesawatnya berangkat lagi (terus gue di tinggalan). Sambil nunggu, gue menikmati roti yang gue bawa dari rumah untuk gue makan karena lapar. Keren ya, roti dari Medan, makannya di Batam.
Dengan gaya santai, gue membuka kotak makan gue, dan mengambil roti dan memasukannya ke mulut, tiba-tiba pesawatnya udah mau berangkat. Kampret, transit macam apa ini. Gue pun bergegas naik, menghentikan hidangan roti yang gue bawa jauh-jauh dari Medan, dan harus menunggu perjalanan sekitar 3 jam lagi. Saat gue masuk ke dalam pesawat, gue mencari kursi yang tertera di kertas yang gue pegang. Namun, tiba-tiba kursi itu di duduki oleh om-om gak jelas dengan memakai batik dan bersandar. Gue melihat dan memanggil saudara gue. Saudara gue pun langsung meminta om-om berdaki tersebut pindah. Tapi om-om tersebut malah buat alasan sakit. Gue hanya bisa duduk di kursi lain dan menonton pertarungan sengit tersebut. Akhirnya pertengkaran tersebut di pisahkan oleh pramugari cantik. Kami pun di carikan tempat duduk yang bagus. Pas gue tanya sama saudara gue “Bang, itu tadi yang misahin pramugari, cantik gak?” lalu saudara gue jawab “Itu istri om-om tadi” oke, kayaknya gue salah nanya. .

Akhirnya gue sampai juga di tujuan, yaitu Bandara Juanda. Dengan perjalanan selama 6 jam untuk sampai ke Bandara ini, gue akhirnya kebelet pipis kembali. Dan saat teman-teman gue bertanya, apa perasaanmu saat naik pesawat untuk pertama kalinya? Gue akan menjawab: Kamu pernah kebelet berak? Kira-kira gitu kejadiannya. Sekian.


Tuesday, March 1, 2016

Admin HW 2

Jadi setelah lewatnya beberapa caturwulan sejak blog ini pertama kali mendapat view pertamanya. Blog Hariyo Wibowo akhirnya mendapat sejumlah pembaca setia dari berbagai negara, seperti Medan, Siantar, Jakarta, Bandung, Sabang, sampai Merauke (Keknya itu bukan negara). Yah, ternyata ada juga orang-orang yang doyan membaca curhatan seorang pelajar yang ditulis secara ngaco dan berantakan seperti isi blog ini.

Walau ada beberapa orang yang tiba di blog ini karena manusia-manusia beradab yang suka share link-link gk jelas(Salah satu linknya itu blog Hariyo Wibowo), ada yang hp atau laptop atau komputer atau perangkat lainnya yang direbut teman baru dibuka blog ini, ada yang search bokep di google tapi nyasarnya sampe ke blog ini, ada yang lagi stalking akun sosmed cewe thailand tapi yang muncul malah blog ini, dan juga berbagai jenis malapetaka lainnya. Namun pada akhirnya, blog ini mampu memberikan konten-konten yang tidak berkualitas namun sangat diminati para pembaca.

Maka dari fenomena-fenomena yang dijelaskan dari paragraf-paragraf sebelumnya, blog ini akhirnya memiliki admin kedua. Yaitu Vincent, yang menjabat sebagai Manager, Pelatih, Penanggung Jawab, Bendahara, Teman Boker, Pembersih Kamar Mandi, Penuang Minuman, dan Teman dari admin pertama blog ini, Hariyo.

Dengan adanya admin kedua dari blog HW, kami selaku tukang ngaco dari blog ini mengharap bisa membawakan konten yang lebih liar, dewasa(secara mental), bergairah, dan menghibur bagi para pembaca. Jadi, saksikanlah episode selanjutnya dari blog ini dan jangan ketinggalan atau pantat kamu akan berisi seperti Steve.

Long Range Relationship



Dalam sistem perpacaran di Indonesia, ada salah satu sistem di mana seorang cewek dan cowok di pisahkan dari sebuah wilayah, yang normalnya cowoknya itu tidak bisa dijangkau sama pacarnya. Kalau di Indonesia, dalam sistem lama disebut Long Distance Relationship. Tapi, sistem baru, di Indonesia di sebut Long Range Relationship. Nah apa itu Long Range Relationship (LRR)?. Akan gue jelaskan.

Long Range Relationship (LRR) adalah sebuah sistem berpacaran Indonesia dimana cowoknya berada di negara api sedangkan ceweknya itu berada di negara air. Kita bisa lihat, ini adalah hubungan jarak jauh antara Katara dan Zuko (gak penting amat sih). Tapi, ada keistimewaan dari LRR ini. Keistimewaannya adalah cowoknya itu makin agresif dan ganas terhadap cewek-cewek di negaranya tersebut tanpa mengetahui fakta bahwa ceweknya itu masih sayang. Tetapi, hubungan ini, tidak berisiko terjadinya putusnya sebuah hubungan.

Mengenai cerita LRR ini, gue mempunyai sebuah kelinci percobaan yang kebetulan dia sedang menjalankan sistem LRR ini. Kelinci percobaan ini bernama Navi, seorang yang berdarah Nias yang berasal dari Surabaya, tinggal di Medan, keturunan Asia-Afrika. Ia juga menjalin hubungan dengan salah satu keluarga di suku Korowai yang merupakan suku kanibal.

Ada apa dengan Navi ini? Apa yang membuat dirinya menjadi sebuah kelinci percobaan dari LRR ini?. Oke, kita ke cerita awal.

Di sebuah sekolah yang gue gak tau nama sekolahnya, di sebuah hari yang cerah dengan udara yang amat-amat bau (karena ada yang buang angin), dengan suara burung yang merdu mengeluarkan air (yang ini gak usah di bahas), berdirilah seorang cowok dan cewek. Di bulan kenaikan kelas, mereka pun mengucapkan ucapan perpisahan untuk pertama kalinya. “Aku akan pergi bekerja selama 3 tahun” kata Navi, “Aku akan menunggumu sampai kita menikah di akhir zaman” kata ceweknya ini.

Navi pun pergi ke bandara dan berangkat ke Medan. Ini ujung ceritanya jadi film Ada Apa Dengan Cerita Ini (AADI). Capek nulis, gue langsung ke intinya saja. Navi menjalankan LRR selama 3 tahun bersama pacarnya yang berada di Surabaya. Di Medan untuk pertama kalinya, Navi masih menjaga jarak dengan cewek-cewek yang ada di kelas gue ini. Ia masih terlihat lugu, alim, dan pendiam. Namun, terjadilah suatu hal yang membuat dirinya berubah secara psikologis. Navi yang kita kenal sebagai orang yang lugu, alim, dan pendiam menjadi ganas, binal, dan mengerikan. Ia menjadi pria penggoda di kelas gue. Bisa kita hitung, jumlah wanita penggoda yang ia goda berjumlah 450 wanita, termasuk wanita yang berada di Alexis. Bahkan, cewek-cewek yang sering muncul di lampu merah pun di godain.Atau lebih parahnya, ia pernah mencoba untuk menjadi seorang lesbian.

Namun, yang anehnya adalah hubungan mereka masih kelihatan baik. Mereka masih menjalankan Long Distance Relationship secara baik. Namun, karena sifatnya yang ganas dan binal, ia merubah sistem perpacarannya menjadi Long Range Relationship.

Dalam kata lain, sebuah hubungan baik jauh maupun dekat memiliki efek positif dan negatif. Seseorang yang berpacaran pasti pernah melakukan hal tersebut. Karena pada dasarnya, di Indonesia, orang pacaran hanya menginginkan statusnya menjadi lebih baik. Sekian.