Sunday, March 13, 2016

Balada Kebelet Boker

Gue rasa, bahwa setiap kali mau boker, pasti ada aja yang menghalangi. Misalnya, ketika kita lagi kebelet boker, tiba-tiba kita lagi mau di eksekusi kita harus memilih mati atau berak dulu. Kalau sudah di eksekusi, tai kita bakal berceceran dan membaui upacara pemakaman. Yang ada malah kita panggil tukang sedot tinja untuk membersihkan tai yang berserakan.

Berbagai macam problem yang ada ketika kita sedang kebelet boker. Ada saja yang membuat kita menghabiskan waktu yang sangat menyebalkan. Contohnya, saat melepaskan celana. Gue gak habis pikir dengan para astronot Amerika yang sedang berada di bulan. Berat baju astronot itu kan 100 kg, jadi ketika dia mau melepaskan bajunya membutuhkan setidaknya 1 jam untuk melepaskan baju tersebut. Dan ketika sudah di lepaskan, saat sedang boker, tai nya malah mengapung di atas karena gak ada gravitasi. Mungkin, itulah sebabnya pekerjaan layaknya astronot itu terlalu berisiko.

Gue pernah mengalami satu kejadian yang gak akan gue lupakan (kalau gue lupa, gue udah buat alarm pengingat). Saat itu, langit sudah gelap dan kami sedang berada di rumah paman gue. Karena bertepatan Hari Imlek, jadi kami mengunjungi rumah paman kami untuk bersilahturahmi (demi angpau).

Semua berkumpul dan berbicara bareng dan tertawa bareng. Saat itu, pembicaraan menjadi serius. Gue dengerin dan dengerin hingga gue kebelet boker. Akhirnya gue memutuskan pergi ke kamar mandi untuk boker. Tiba gue sampai di kamar mandinya, gue gak tau kalau kunci kamar mandinya sedang rusak. Gue pun mengunci pintunya dan perasaan gak enak pun terjadi. Saat gue sedang mengunci pintunya, kok gue ngerasa kuncinya berat banget untuk di geser. Gue pun memaksa geser dan akhirnya kekunci. Dan saat gue mau membukanya kembali, kunci tersebut tidak bisa di geser. Kampret, kata gue dalam hati. Jadi gimana gue keluarnya, gak mungkin juga menjerit-jerit di kamar mandi kayak orang gila, “TOLONG, TOLONG, ADA TAI RAKSASA TOLONG, TOLONG” itu teriakan paling bego yang pernah ada. 

Gue sempat berpikir keras apa yang terjadi kalau gue gak kunci pintu dan kalau gue mengunci pintunya.

1.  Kalau gue gak mengunci pintunya, orang-orang rumah bakal mikir gue sedang menunjukkan tubuh gue yang bugil ini dengan penuh tai-tai yang berceceran (sorry buat yang lagi makan).

2.      Kalau  gue mengunci pintunya, gue bakal kejebak seumur hidup, sampai akhir zaman, sampai suku maya mengatakan 2012 kiamat dan gue menjadi mumi paling bersejarah dengan tai yang masih utuh.

Setelah berpikir secara matang-matang, akhirnya gue memutuskan untuk berak dulu ketimbang gue memperbaiki kuncinya dulu. Tai nya udah keburu keluar. Setelah selesai cebok, gue pun mulai membuka pintunya. Saat gue berusaha membuka, tiba-tiba ada 2 kakak gue yang sedang berada di dekat kamar mandi. Wah, kayaknya ada bantuan nih. Pada saat gue mau menjerit gue sempat berpikir matang-matang lagi. Kalau gue menjerit dan meminta tolong, gue rasa ini bukan seorang pria sejati. Hanya karena gue kejebak di kamar mandi dan gue menjerit minta tolong sama seorang perempuan, CEMEN BANGET. Kalau gue menjerit minta tolong, gue bakal di permalukan masuk media cetak dan media sosial, menjadi trending topik dan sebagai materi gosip ibu-ibu, “Eh, kemarin si Hariyo berak kejebak di kamar mandi, terus di tolongin sama cewek, kan cemen banget. Jangan naksir sama dia ya” (ini ceritanya gue di sukai ibu-ibu gitu?). Gue gak habis pikir kalau kejadiannya begitu sih.


Akhirnya gue memutuskan untuk membukanya sendiri. Dengan ide cemerlang, gue mengambil gunting dekat pintunya, lalu gue buka paksa kuncinya dan akhirnya berhasil gue buka. Saat gue keluar, tidak ada yang bertanya, “Har, kok lama banget di kamar mandi?” dan gue bersyukur karena kejadian ini tidak mempermalukan gue. Tapi kayaknya gue bakal di bully setengah mati oleh teman-teman gue yang sudah membaca cerita ini. Masalah baru terbit lagi. 

No comments:

Post a Comment