Sebentar lagi sudah mau
valentine. Hari dimana gue harus meratapi kesedihan gue karena gue jomblo, hari
dimana gue harus menikmati segala penderitaan melihat orang-orang saling
bertukar coklat, dimana gue harus lempar benda coklat yang gue keluarkan saat di
kamar mandi kepada orang yang menyiksa gue. Tapi kayaknya jijik, sih.
Gue sempat mikir,
apakah ada orang yang mau memberikan coklat atau gak?. Ya bagi gue, mau coklat
pertemanan maupun coklat pernyataan cinta gue bakal terima. Tapi kalau soal
pernyataan cinta, kayaknya gak mungkin.
Teman-teman gue juga
sudah mulai menyiapkan coklat mereka masing-masing. Saat imlek, mereka mulai
menyibukan diri untuk pergi membeli coklat. Teman gue misalnya, Ricko. Ricko
merupakan seorang laki-laki yang penuh kharisma, agresif, pintar, dan sedikit
aneh. Dia berencana di hari valentine ini memberikan sebuah coklat kepada salah
seorang senior dari bimbingan Astronomi di sekolah, yaitu Bambang, maksud gue
Savira. Karena tahu akan hal itu, gue pun sering mengganggui dia, bahkan sering
sekali gue membuat meme untuk dia. Kelihatannya memang bahagia sekali ketika
menganggu seseorang yang ingin membalas coklat, tapi di guenya itu kayak gajah
dewasa lagi boker di kamar mandi gue, mungkin kagak muat.
Teman gue selanjutnya,
Afandi. Sama seperti halnya Ricko, Afandi merupakan salah seorang murid
bimbingan Astronomi yang sedang ingin memberikan coklat kepada seniornya yang
bekerja sampingan sebagai tukang kebun di halaman rumah gue (sorry yang ini
namanya Samsudin), maksudnya yang juga merupakan teman dari Savira, yang
bernama Catrine, kalau di eja terdengar seperti Catering, oke Afandi maaf.
Afandi adalah seorang laki-laki yang berdarah Asia-Afrika, mungkin dia punya
keluarga di Zimbabwe, dan kalau datang ke ruangan gelap bisa berkamuflase.
Teman gue terakhir
bernama Richard. Kalau yang ini, tidak usah di bahas lagi, karena dia tidak
jomblo. Kalau yang seperti Afandi dan Ricko, merupakan bukan jomblo, tapi calon
(bukan calon jomblo tapi calon mau punya pacar, gitu).
Coklat mereka lumayan
gede. Ada yang beli coklatnya mahal, tapi bungkus kadonya murah, ada yang beli
coklat murah, tapi bungkus kadonya mahal (ini mau kasih coklatnya atau bungkus
kadonya aja?).
Ketika gue melihat
teman gue pada sibuk membelikan coklat yang istimewa, gue langsung meratapi
kesedihan, karena kejombloan gue, karena gue belum bisa pdkt dengan baik, atau
bahkan ketemu Nyokapnya aja gue masih bisa pdkt dengan baik (maksudnya bukan
pdkt dengan Nyokapnya).
Gue sering sekali
menulis status-status di Line ataupun di Twitter dan gue berharap ini menjadi
sebuah kode yang bagus, memasang wajah kasihan karena tidak mendapatkan coklat.
Valentine berlangsung pada hari minggu dan gue hanya bisa membuat status “Happy
Valentine Day”, sekalian membuka instagram, melihat postingan penderitaan gue
yang tak lain melihat foto-foto coklat valentine yang dimiliki oleh orang yang
sudah pacaran. Gue masih kuat.
Siangnya, gue di ajak
ke pantai. Gue ngerasa ini tempat yang pas untuk menghilangkan sedikit rasa
sakit mendalam ketika berada di hari non-nasional ini. Saat gue pergi ke
pantai, gue seharusnya sudah menyadari bahwa pantai merupakan tempat di mana
orang-orang bisa berpacaran dengan baik. Sesampai di pantai, gue hanya bisa
melihat penderitaan gue, melihat orang yang bergandengan tangan, foto selfie
romantis, pakai baju couple, berpelukan, mengapung di pantai di tambah dengan
memakai baju warna kuning jadi keliatan seperti kotoran yang mengapung.
Saking keselnya, gue
membujuk Bokap gue untuk pulang dan sekalian menjemput Abang gue di Airport
yang baru pulang dari Surabaya. Saat gue menjemput, gue melihat Abang gue
membawa sekotak coklat. Wow, kabar baik untuk gue. Kayaknya gue bakal dapat
coklat. Tahu-tahunya saat sampai di rumah, Abang gue membelikan sebuah coklat
untuk di bawa kesekolah. Tai.
Esoknya kami ke
sekolah. Gue dan teman-teman gue berencana menonton film Deadpool. Ya, untuk
merayakan penderitaan gue di valentine yang ke 11 kalinya, gue pun menonton
film action Kebetulan film Deadpool ini ada komedinya, jadi gue tertawa sedikit,
kalau tertawa banyak pengunjung di bioskop bisa mengira kalau ada babi di
sembelih.
Saat menonton selesai,
gue pun pulang kerumah, dengan hati yang lega dan tidak ada yang namanya
valentine lagi. Sore harinya, gue lagi naik bus melihat pesan LINE dari teman
gue yang berkata kalau kami semua cepat sekali pulangnya. Gue bingung, emang
ada apa kalau kami gak cepat pulang?. Teman gue berkata lihat saja besok. Gue
sedikit curiga, tapi bodo amat. Btw, teman gue yang ini bernama Verin, dan yang
parahnya dia juga mendapatkan coklat, oke gak apa-apa gue masih kuat.
Esoknya gue datang ke
sekolah dengan memakai kaos lengan panjang bertuliskan Thug Life, memakai jam tangan merek Rip Curl kawe, gue meletakan tas gue di meja. Tiba-tiba Verin
memanggil gue dan memberikan coklat kepada gue dan teman-teman gue yang jomblo.
Wow, gue sangat bahagia. Akhirnya gue bisa tidur dengan tenang, tidak meratapi
kesedihan, dan merasakan penderitaan yang amat mendalam. Meskipun hanya coklat
pertemanan, tidak apa-apa. Ini merupakan coklat pertama gue dari 11 kali hari
valentine terjadi.
Hahaha bagus~ ����
ReplyDeleteIni bukan bagus tapi LUAR BIASA!!!
Delete