Wednesday, July 27, 2016

Dulu Sekolah Ini Adalah Kuburan

Sejak SD, gosip yang aneh-aneh sudah mulai disebar ke sekolah. Ada yang mempunyai gosip kalau ujian mereka banyak yang merah, ada yang mempunyai gosip kalau kepala sekolah ketahuan selingkuh, ada yang mempunyai gosip kalau istri kepala sekolah juga ikutan selingkuh, dan gosip aneh lainnya.

Di sekolah, gosip yang paling sering kita dengar adalah: dulu sekolah ini adalah kuburan. Bukan hanya kuburan, ada juga gosip tentang sekolah ini bekas penjara zaman Belanda, ada juga gosip tentang dulu sekolah ini ada orang yang gantung diri. Gosip aneh pun perlahan-lahan menyebar.

Saat SD, gosip yang gue dapat adalah sekolah ini bekas kuburan. Gue percaya dan tidak percaya akan gosip tersebut.

“Emang kuburannya letaknya dimana?” tanya gue, penasaran.

“Di kelas kita inilah” kata teman gue.

“Lah, ini kan lantai 2.” Teman gue diam, gue juga ikut diam.

Gue gak bisa bayangin gimana tukang gali kuburan menggali tanahnya di lantai 2 sekolah. Mungkin dulu lantai keramik kelas gue ini teksturnya seperti tanah.

Karena gue orangnya sangat penasaran terhadap sesuatu yang baru, gue memutuskan untuk melakukan investigasi. Sejak SD, gue selalu melakukan penelitian tentang hal-hal yang baru saja terjadi dan membuat gue penasaran. Ketika gue penasaran dengan lampu kulkas, maka gue akan melihat lampu kulkas tersebut mati dengan menutup perlahan-lahan pintu kulkas tersebut. Ketika gue penasaran terhadap wajah gue, gue pergi memandangi cermin dan ternyata, gue jelek juga. Bahkan yang lebih parahnya, gue baru mengetahui rupa gue ketika gue kelas 3 SD, kelas 3 SD gue pertama kalinya bercermin.

Investigasi yang gue lakukan adalah mencari bekas atau jejak dan mencari bukti bahwa sekolah ini benar-benar bekas kuburan. Lokasi investigasi pertama yang gue masuki adalah laboratorium sekolah. Ini memang tidak ada hubungannya dengan kuburan, tetapi bisa saja ada bekas mayat di dalam laboratorium tersebut. Siapa tahu dulu di laboratorium adalah lokasi dimana ada seorang dokter psikopat yang membedah tubuh mayat, kamu jenius Hariyo.

Gue pergi ke laboratorium secara diam-diam. Bersama dengan teman gue waktu itu, ada Hadi dan Ronny, kami bersama-sama masuk ke dalam laboratorium. Kebetulan pintu laboratorium tidak terkunci, jadi kami bebas menyusup. Investigasi dimulai. Di dalam lab terdapat barang-barang penelitian, seperti mayat kodok, ular, ikan, dan lain-lain. Ada juga kerangka manusia, ada patung sistem pencernaan dan pernapasan, dll. Hadi menyelidiki kerangka tubuh manusianya, Ronny menyelidiki patung sistem pencernaan dan pernapasan, dan gue menyelidiki mereka berdua sedang ngapain, kamu jenius Hariyo.

Beberapa menit kami menyelidiki, masing-masing melaporkan hasil penyelidikannya.

“Lapor, kerangka tubuh yang saya selidiki ternyata bukan tulang beneran, tetapi terbuat dari kayu” kata Hadi, sambil memasang wajah serius.

“Hmm, mungkin itu mayat sudah di awetkan”

“Tepat sekali, saya setuju” kata Hadi. Kami berdua sama-sama bego dalam menyampaikan informasi.

“Lapor, patung sistem pencernaan dan pernapasan ternyata bukan mayat yang diawetkan, tetapi terbuat dari plastik” kata Ronny, sambil memperagakan posisi hormat.

“Hmm, mungkin itu mayat terinfeksi dengan zat plastik yang diberikan oleh dokter psikopat itu”

“Tepat sekali, saya setuju” kata Ronny. Kami bertiga, sama-sama bego dalam menyampaikan informasi. Tetapi menurut kami waktu itu, kami sangat jenius.

Inti dari penyelidikan gue, Hadi, dan Ronny waktu itu adalah seorang dokter psikopat. Kami bahkan tidak tahu dari mana informasi tentang dokter psikopat itu datang.

Lokasi selanjutnya adalah tangga dekat kelas. Tangga yang menurut kami waktu itu adalah tangga yang paling mistis di sekolah. Kabarnya, ada setan berwajah merah dan berambut hitam panjang sering muncul disitu. Yang gue pikirkan ketika mendengar kabar itu adalah Ki Joko Bodo lagi nahan kentut.

Waktu itu sudah malam hari, kami diam-diam pergi ke tangga dan menyelidikinya.

“Heii, lihat, ada bekas jejak kaki” kata Hadi, berteriak.

“Wahh, ini benar-benar jejak kaki” kata Ronny, histeris.

“Itu jejak kaki kalian sendiri, bego” kata gue memarahi mereka. Tetapi terdengar aneh ketika ada jejak kaki di tangga, karena waktu itu sudah malam, cleaning service juga sudah pulang, dan gak ada yang ngepel di jam-jam segini.

“Guys, kayaknya kita harus ke lorong deh” kata gue, penasaran. Kami bertiga masuk kedalam lorong secara diam-diam, dan tiba-tiba, kami memang melihat ada bayangan seseorang sedang mengepel lantai.

“Har, mending kita pulang aja deh. Udah malam” kata Hadi, takut.

“Iya, gue juga. Entar di marahi Bokap, besok lanjut aja lagi” kata Ronny, khawatir.

Gue mengiyakan, “Baiklah, kasus ini kita lanjut besok.”

Kami bertiga turun dari tangga dan bergegas pulang. Waktu itu, tinggal kami bertiga yang belum pulang karena Bokap gue biasanya sangat telat menjemput gue. Saat kami turun, kami bertemu satpam sekolah.

“Kok, belum pulang” tanya Satpam.

“Ada buku ketinggalan, pak” kata Hadi, berbohong.

Kami bertiga pergi menuju gerbang sekolah. Hadi dan Ronny berjalan didepan gue. Gue berbalik ke belakang melihat ke atas siapa bayangan yang lagi ngepel itu. Saat gue lihat dengan jeli, ternyata itu satpam lain yang lagi ngepel. Karena gue penasaran, gue bertanya kepada satpam yang gue temui tadi.

“Pak, itu teman bapak, ya?”

“Iya, saya suruh dia ngepel karena gak ada kerjaan.”

“Jadi, bekas ngepel tadi itu….”

“Iya, itu teman saya.”

Gue terdiam bentar. Esoknya di sekolah, gue ketemu Hadi dan Ronny.

“Sorry, ya gue gak bisa ikutan investigasi”

“Kenapa?” tanya Hadi.

“Kata Bokap jangan pulang malam-malam, nanti ditangkap setan.”

“Serem” kata Ronny setengah takut.

Gue kembali duduk di kursi gue dan berbicara dalam hati: kamu memang bego, Hariyo. 

No comments:

Post a Comment