Thursday, August 4, 2016

Menyehatkan

Olahraga merupakan salah satu rutinitas yang baik karena dapat membuat tubuh kita terasa lebih sehat dan segar. Gue sangat suka dengan olahraga. Olahraga yang gue suka adalah badminton, basket, bersepeda, dan lari.

Diantara olahraga itu, salah satu keahlian gue ada pada badminton, bersepeda, dan lari. Bermain basket bukan keahlian gue meskipun gue menyukai olahraga tersebut. Kebanyakan gue bermain basket, kebanyakan juga bolanya bisa mantul ke arah tak terduga. Gue pernah bermain basket bersama saudara gue di rumah dan basketnya terlempar menuju rumah tetangga, bahkan gue pernah bermain basket sampai-sampai bolanya tersangkut di pohon. Gue pelempar bola yang baik.

Olahraga yang pertama gue coba adalah lari. Ya, memang kebanyakan orang memulai olahraga dengan berlari. Ketika SD, gue merupakan atlet lari terbaik di sekolah dan hebatnya gue gak pernah ikut kompetisi karena gue menolaknya. Dan lebih parahnya, waktu itu gue orang nya sombong banget. Sampai-sampai ketika gue ditawari untuk ikut lomba, gue menolaknya dengan berkata, “Sorry, kompetisi seperti itu gak level sama gue.”

Awalnya, gue memang agak cupu dalam berlari. Otot kaki gue dan kecepatan lari gue terlatih karena gue sering bermain lari-larian di sekolah, bahkan sering jatuh dan terluka.

Perlahan-lahan gue diakui memiliki kecepatan lari yang cepat. Bahkan gue pernah menembus 5 orang yang ingin menangkap gue saat gue berlari. Gue emang keren, tapi itu dulu.

Namun semua itu berubah, ketika masa SMP gue dimulai. Kemampuan berlari gue menurun dan akhirnya gue kembali cupu.

Di SMA, gue masih tidak bisa berlari dengan cepat, tapi gue memiliki refleks yang baik. Salah satu kemampuan yang saat ini gue punya adalah berjalan cepat. Dan kemampuan ini gue dapatkan ketika gue sedang pergi nonton.

Waktu itu, kelas 2 SMA, di akhir tahun, film Boruto tayang di Indonesia. Gue senang sekaligus mengajak beberapa teman gue. Ada sekitar 5 orang yang berhasil gue ajak. Beberapa masalah pun terjadi.

Yang pertama transportasi dan yang kedua bioskop yang menayangkan film tersebut lumayan jauh dari sekolah. Gue kepikiran untuk mencoba aplikasi Gojek yang kebetulan gue mempunyai aplikasinya. Teman-teman gue berencana untuk pergi menggunakan mobil.

“Har, lo mau ikut gak naik mobil?” tanya teman gue.

“Gak, gue naik Gojek aja” kata gue, pamer.

Memang sih, logika gue waktu itu adalah yang gue ajak 5 orang dan akan pergi dalam satu mobil. Agak sesak juga ketika 5 orang tersebut menjepit gue. Gue bisa kehilangan oksigen.

Yang gue lakukan waktu itu adalah sangat cerdas tapi bego.

Pulang sekolah, gue pergi mengantar adik gue menuju bus. Gue jalan kaki kembali menuju sekolah dan memberitahu teman gue bahwa gue sudah berangkat.

Gue pun mulai membuka aplikasi Gojek. Mata gue agak-agak burem karena pantulan sinar matahari menuju layar handphone gue yang begitu menyilau. Sehingga ketika gue membuka GPS gue dan mencari lokasi Lippo Plaza tersebut, gue tidak berhasil mencarinya. Mungkin waktu itu gue agak gaptek. Gue panik dan batere handphone gue tinggal sedikit. Gue gak ada pilihan lain, akhirnya gue memutuskan untuk naik becak. Ketika gue berjalan menuju pangkalan becak, gue meraba saku celana gue dan ternyata dompet gue ketinggalan di rumah. Gue sangat panik. Film akan tayang jam 1 dan waktu menunjukkan pukul 12.30 siang. Itu berarti, waktu gue tinggal setengah jam lagi. Dengan melihat waktu di jam gue, gue gak punya pilihan lain. Akhirnya, gue memilih jalan kaki menuju Lippo Plaza, rute yang begitu jauh.

Gue berjalan cepat dibawah panas matahari yang membara. Seketika gue sampai Jalan Kesawan dan berniat menyeberang menuju Jalan Palang Merah. Ketika gue menyebrang, tiba-tiba ada sebuah mobil berwarna biru cerah hampir menabrak gue. Depan mobil tersebut sudah mengenai bagian pinggang gue. Gue pun menyeberang dengan berakhir dimarahi dan gue meminta maaf. Sebenarnya dalam peristiwa tersebut, gue gak salah. Jelas-jelas itu lampu merah dan mobil tersebut malah menerobos. Gak salah juga sih gue saat menyeberang tapi begonya kenapa gue minta maaf padahal dia yang salah?

Gue kembali berjalan dengan tergesa-gesa. Gue seperti orang yang baru mandi karena baju gue basah. Kaki gue sudah tidak kuat, tapi gue gak akan menyerah, demi boruto sampai ke tujuan. Gue sampai di Jalan H. Zainul Arifin lebih tepatnya, gue sampai di Sun Plaza yang bisa dikatakan itu bukan lokasi yang dituju. Waktu itu gue tidak mengetahui lokasi Lippo Plaza dimana. Gue mengingat perkataan gue tadi ketika dia memberitahu lokasi Lippo Plaza dimana: “Lippo Plaza itu arah dari Sun Plaza itu, lurus aja udah sampai.”

Dengan kebegoan gue, akhirnya gue berjalan lurus yang berujung pada gue tersesat. Yang gue lihat hanyalah mall Cambridge dan tidak ada jalan lagi di sana. Depan gue adalah Jalan Gajah Mada dan kanan gue adalah Jalan S.Parman. Gue berhenti duduk di jembatan dan tidak tahu harus bagaimana. Waktu menunjukkan pukul 12.55, 5 menit lagi film tersebut dimulai. Gue mengeluarkan handphone gue dan mengeluarkan Google Maps, mencari lokasi dimana Lippo Plaza berada. Setelah gue cek, Lippo Plaza sudah lewat dari lokasi gue berdiri saat ini. Gue bergegas bergerak mundur kembali dan menuju arah sesuai arahan Google Maps. Sekitar 13 menit akhirnya gue sampai di Lippo Plaza. Gue bergegas naik menuju bioskop. Nafas gue hanya tinggal setitik, wajah gue memerah, baju gue basah, dan gue mau mati kehabisan oksigen.

Teman gue kaget ketika dia melihat gue waktu itu. Mereka mengira gue pergi menggunakan Gojek.

“Lo bukannya naik Gojek tadi?” tanya teman gue, penasaran.

“Gak, gak jadi. Aplikasinya error” kata gue, berbohong.

Padahal gue yang error.

Gue sempat heran dengan situasi di sana. Di waktu seperti ini, seharusnya film tersebut sudah mulai tayang dan kenapa mereka belum masuk ke studio?

“Kok kalian belum masuk? Filmnya kan udah tayang” kata gue, bingung.

“Gak, tiketnya untuk hari habis. Kami beli yang minggu depan” kata teman gue.

Gue jalan kaki dari sekolah, mengeluarkan sekitar 12 liter keringat dengan titik darah penghabisan, nafas yang hampir habis, dan wajah memerah hanya untuk pergi ke Lippo Plaza nonton dan ketika gue sampai tiketnya habis, itu kampret banget, sih.

Di Lippo, kami beristirahat sekitar beberapa jam dan kembali ke sekolah. Yang lebih parahnya, saat kembali ke sekolah, kami tidak memiliki transportasi untuk kembali ke sekolah. Akhirnya kami berbagi transportasi, 1 naik motor karena gak ada helm jadi gak bisa menumpang, 3 orang naik taksi, dan gue beserta teman gue, Jovin kembali jalan kaki menuju sekolah. Keren gak? Keren dan menyehatkan (Bego dan menyehatkan). 


No comments:

Post a Comment