Ngompol merupakan salah satu hal yang memalukan ketika
masih kecil atau bahkan yang sudah besar masih saja bisa ngompol.
Sejak SD, gue sering mengompol dan bahkan di sekolah
gue malah sering ditertawakan. Gue pernah sekali mengompol ketika kelas 2 SD
dan syukurlah tidak ada yang tahu.
Namun, kejadian ngompol masih terus berlanjut saat gue
sedang pergi keluar kota, yaitu
Surabaya.
Di Surabaya, gue ketemu saudara gue yang udah kerja
dan jadi Bos di sebuah perusahaannya. Saat itu gue masih kelas 5 SD dan gak tau
apa-apa. Kebetulan saudara gue membuka bisnis bidang mainan. Saat gue sampai di
rumahnya, banyak sekali mainan-mainan yang bakal dijual dan dikirim. Bisnis
saudara gue memang terkenal sukses karena pernah mengirim barang di kota-kota luar
seperti, Sidoardjo, Gorontalo, Kalimantan, Bali, dsb.
Gue sering memainkan mainan tersebut hingga rusak. Gue
juga sering dengan usil membuka plastik mainan tersebut hanya untuk dimainkan,
bahkan pernah gue ambil diam-diam. Jangan ditiru ya, guys.
Di Surabaya, gue di ajak ke Pasar Atom, ITC Surabaya,
Galaxy Plaza, Tunjungan Plaza, dan tempat lainnya. Disaat suatu peristiwa
ketika gue diajak makan malam dengan saudara gue di sebuah rumah makan yang
didirikan oleh orang Medan keturunan Tionghoa. Gak perlu gue kasih tahu juga, sih.
Kebetulan waktu itu, saudara gue yang kuliah di China
datang membawa pacarnya dan saudara dari paman gue yang kebetulan orang China
asli dan berbahasa. Dia ngelihat gue seperti bocah ingusan kekurangan gizi, dan
untuk pertama kalinya, dia berbicara sama gue dengan bahasa mandarin. Gue hanya
bisa bilang, “ching chong chang.”
Momen yang paling parah dan gak ketahuan oleh saudara
gue adalah di saat gue ngompol di kamarnya.
Saat itu, malamnya kami tidur dengan nyenyak dan
kebetulan gue dan saudara gue satu ranjang (karena gue jomblo jadi gak ada
pilihan lain). Terus gue ingat, gue sedang bermimpi lagi mandi di kamar mandi
yang begitu mewah dan ada showernya. Terus gue pergi mandi disana dan gue juga
buang air sekalian disana.
Realita nya, gue ngerasa aja yang mengalir begitu
cepat di kaki gue dan saat gue sadar bahwa AIR TSUNAMI DARI GUE SUDAH MEMBASAHI
RANJANG SAUDARA GUE. Gue terbangun dan kaget dan hampir berteriak. Waktu itu luas permukaan
dari bekas ngompol gue tersebut hampir mendekati area tidur saudara gue.
Gue cepat-cepat nutupin pake spray tempat tidur
saudara gue sampai-sampai gue berdoa sama Tuhan: Tuhan semoga gue gak ketahuan ngompol dan tolong segera keringkan
ngompol gue tersebut. Setelah saudara gue bangun, gue pura-pura tidur lagi
dan gue bangun lagi.
Abang gue lalu turun ke ranjang yang tadi gue tidur
sambil merasakan aura yang tidak enak. Lalu dia bertanya dengan keras “Elu
ngompol ya” gue hanya bisa pura-pura gak dengar, saudara gue juga kagak dengar
dan nyuruh gue dan abang gue untuk segera mandi dan pergi ke bawah. Dan
untungnya, abang gue sudah lupa akan momen itu.
Pesan Moral: Kalau kalian sudah terlanjur ngompol,
berdoalah agar tidak ketahuan.
No comments:
Post a Comment